Industri pembiayaan (multifinance) mendulang untung sampai Rp11,97 triliun hingga akhir 2016 atau tumbuh 12,2 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu Rp10,67 triliun. Realisasi ini di luar ekspektasi pelaku usaha multifinance yang meramalkan laba bersih industri bakalan mandek di sepanjang tahun ini. Maklum, hingga separuh pertama 2016, laba industri multifinance tercatat melorot seiring dengan perlambatan bisnis pembiayaan.
Aktivitas bisnis pembiayaan sepanjang tahun lalu naik 6,6 persen pada 2016 dibanding tahun sebelumnya. Adapun, penyaluran pembiayaan multiguna mendominasi sebesar Rp230,15 triliun. Diikuti pembiayaan investasi Rp104,98 triliun, dan pembiayaan modal kerja Rp20,97 triliun.
Berdasarkan data yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan laba bersih industri multifinance ditopang oleh meningkatnya pendapatan dan terkendalinya beban. Pendapatan yang dibukukan mencapai Rp92,54 triliun atau meningkat 7,75 persen, dan bebannya terkendali di kisaran Rp75,86 triliun atau naik tipis 5,8 persen. Mengacu Keterbukaan Informasi, laba bersih BFI Finance juga tercatat melesat 22,7 persen, yaitu dari Rp650,28 miliar pada 2015 lalu menjadi Rp798,36 miliar hingga akhir 2016. Padahal, pada periode yang sama, aktivitas usaha pembiayaannya mengendur 3,8 persen.
Namun, sayang, tak seluruh multifinance yang beruntung sepanjang tahun lalu. Clipan Finance, misalnya. Perusahaan pembiayaan pertama yang melantai di Bursa Efek Jakarta tersebut malah mencatatkan laba bersih minus 28 persen atau turun jadi Rp205,36 miliar. Penurunan laba bersih perseroan didorong oleh stagnannya bisnis pembiayaan di tahun lalu. Alhasil, pendapatan perseroan mengempis hingga 6,9 persen. Di sisi lain, beban yang dicatatnya justru membengkak hingga 5,1 persen.
Sebelumnya, Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, geliat bisnis pembiayaan membaik jelang akhir tahun yang didorong oleh upaya perluasan pembiayaan ke segmen multiguna. Segmen ini dilayani lebih banyak pelaku usaha dan diminati oleh konsumen
No comments:
Post a Comment