Credit Suisse, bank terbesar kedua Swiss, mengalami rugi 2,4 miliar franc Swiss atau sekitar Rp 30 triliun di 2016. Penyebabnya adalah penyelesaian sengketa dengan Pemerintah AS terkait krisis sub-prime mortage di 2008 lalu.
Kerugian ini menyusut jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,9 miliar franc Swiss atau sekitar Rp 38 triliun. "Tahun 2016 kita mulai menjalankan strategi baru, dan memang tantangannya banyak sekali dalam 12 bulan ini," kata CEO Credit Suisse, Tidjane Thiam, dikutip dari Reuters, Selasa (14/2/2017).
"Secara signifikan kami mengurangi biaya operasional sambil meningkatkan margin," tambahnya.
Bulan lalu, pemerintah AS meminta Credit Suisse menyiapkan US$ 5,28 miliar (Rp 68 triliun) untuk menyelesaikan sengketa akibat penjualan surat berharga yang menyebabkan krisis finansial 2008. Krisis tersebut membuat banyak perusahaan gulung tikar dan sepuluh juta orang kehilangan pekerjaan di seluruh dunia. "Kami sudah mencapai kesepakatan dengan pemerintah AS, jadi kami sudah menghapus ketidakpastian di operasi kami ke depan," kata Thiam.
Selain memprioritaskan pemangkasan biaya, Credit Suisse juga sudah memangkas 7.000 karyawan di New York dan London akhir tahun lalu. Semuanya demi efisiensi. Bank kelas kakap asal Swiss, Credit Suisse, melansir kerugian senilai 2,4 miliar franc Swiss atau setara Rp30 triliun dalam laporan keuangan tahun lalu. Akibat kerugian tersebut, bank terbesar kedua di Swiss itu berencana merumahkan sekitar 6.500 karyawannya.
Institusi keuangan yang berbasis di Zurich tersebut beralasan, sebagian besar kerugian disebabkan upaya penyelesaian sengketa dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS), serta membayar denda US$ 2 miliar. Departemen Kehakiman AS mengungkapkan bahwa Credit Suisse akan membayar total US$ 5,3 miliar sebagai penyelesaian masalah dari penjualan surat berharga yang memicu krisis finansial 2008 silam.
Direktur Utama Credit Suisse Tidjane Thiam mengklaim, institusinya telah mencapai kesepakatan dan menghapus permasalahan yang menjadi sumber utama ketidakpastian masa depan perusahaan. Sekadar informasi, dalam laporan keuangan 2015 lalu, Credit Suisse juga menderita kerugian sebesar 2,9 miliar franc Swiss atau US$ 2,9 miliar.
Thiam sendiri baru bergabung menjabat sebagai pucuk pimpinan Credit Suisse pada 2015 lalu. Program utamanya, yaitu merombak organisasi, serta memangkas biaya. Ia fokus mengejar bisnis pada pengelolaan kekayaan dan pasar negara-negara berkembang. Credit Suisse diperkirakan memangkas 5.500 - 6.500 karyawannya. Direktur Keuangan Credit Suisse David Mathers menuturkan, hal ini akan dibahas dalam pertemuan dengan investor.
Tahun lalu, Credit Suisse memutuskan hubungan kerja (PHK) dengan lebih dari 7.250 karyawannya. Ketika itu, perusahaan menderita rugi lebih besar dari yang diantisipasi analis.
No comments:
Post a Comment