Saham Toshiba anjlok lebih dari 10%, tak lama setelah pembukaan perdagangan Rabu waktu setempat. Penyebabnya adalah kasus divisi tenaga nuklir di Amerika Serikat (AS) yang berpotensi menyebabkan kerugian hingga US$ 6,2 miliar (Rp 80 triliun).
Seperti dikutip dari CNN, Rabu (15/2/2017), sahamnya sempat jatuh hingga 12,23% ke level 201,7 yen hanya dalam beberapa menit pembukaan perdagangan. Toshiba memang sudah memprediksi akan mencatat keuangan negatif tahun ini setelah salah satu komisaris mundur akibat dugaan skandal akunting.
Hingga akhir Maret 2016, diprediksi raksasa teknologi Jepang itu akan rugi 390 miliar yen (Rp 45 triliun). Divisi tenaga nuklir Toshiba di AS, Westinghouse mengakuisisi CB&I Store & Webster di 2015 lalu ketika Toshiba masih berusaha untuk memulihkan diri setelah skandal akuntasi penggelembungan laba.
Pasca akuisisi, Westinghouse menemukan bahwa biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek-proyeknya jauh melebihi prediksi. Banyak pihak menduga, mulai dari pengacara hingga auditor independen, Toshiba kembali mengutak-atik akuntansi dalam akuisisi tersebut
No comments:
Post a Comment