Nama Adiguna Sutowo kembali mencuat. Kali ini terkait peristiwa perusakan yang terjadi di rumahnya di kawasan Pulomas Jakarta Timur. Adiguna Sutowo dikenal sebagai pengusaha. Namun, tahukah Anda, jenis usaha apa saja yang dia geluti? Putra mantan Direktur Utama PT Pertamina Ibnu Sutowo ini merajai bisnis farmasi, pertanian, bahan peledak, pesawat terbang, properti, perhotelan, sampai tempat hiburan dan otomotif.
Adiguna yang lahir pada 31 Mei 1958 sempat memperdalam sekolah bisnis di University of Southern California. Dia tercatat sebagai bos PT Suntri Sepuri yang berdiri pada 1998 dan bergerak di bidang farmasi. Perusahaan ini memproduksi tablet, kapsul, sirup dan suspensi, sirup kering/serbuk injeksi beta laktam. Ada juga perusahaan PT Adiguna Mesin Tani (agricultural).
Selain itu, pada September 1985, Adiguna patungan dengan Tommy Soeharto dan Sutikno Sudaryo di PT Mahasarana Buana (Mabuha). Bidang usahanya antara lain sebagai agen pesawat Fokker yang pernah menjual 15 pesawat untuk Sempati dan Pelita Air Service milik Tommy Soeharto.
Perusahaan lainnya berjualan dinamit untuk keperluan industri. Khusus dinamit Mabua, Adiguna mengelola gudang penyimpan bahan peledak di Pulau Momoi, dekat Batam, sebelum didistribusikan kepada para pelanggan.
Bisnis Adiguna semakin menggurita setelah pada 1992 bersama Soetikno Soedardjo dan Onky Soemarno mendirikan Hard Rock Cafe. Joint venture ini menghasilkan grup usaha PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Group. Ketika itu joint venture terdiri atas Sutikno Sudaryo, Irwan Subiarto, Ongky Sumarno (Direktur Eksekutif Grup Humpuss) dan Yapto Suryosumarno. Saham mayoritas sebsar 70 persen dimiliki Adiguna dan Sutikno.
Grup MRA terdiri atas lima divisi (Food & Beverage, Media, Otomotif, Hotel & Properti, serta Gaya Hidup & Hiburan). Kelompok ini sedikitnya memiliki 35 perusahaan, antara lain: Zoom Bar & Lounge, BC Bar, Cafe 21, Radio Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Bali), i-Radio, majalah Kosmo, majalah FHM, Four Seasons Hotel dan Four Seasons Apartement di Bali,dealership Ferrari dan Maserati, Mercedes Benz, Harley Davidson, Ducati, B&0, dan Bulgari.
Bukan kali ini saja Adiguna melibatkan istri keduanya, Vika Dewayani Widyapurna, berurusan dengan polisi. Pada Januari 2005, Vika yang dikabarkan dinikahi Adiguna tahun 1990 harus menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus penembakan di Fluid Club & Lounge, Hotel Hilton.
Ketika itu Adiguna dituduh menembak Yohannes Brataman Haerudin alias Rudy Natonghingga tewas. Adiguna divonis 7 tahun penjara dari tuntutan seumur hidup. Dari pernikahan dengan Vika, dia memiliki dua orang anak, yakni Herwinto dan Cecile Seruni.
Kini Vika kembali berurusan dengan polisi. Dia melaporkan seorang wanita yang telah menabrak pagar rumahnya hingga roboh, Sabtu dinihari, 26 Oktober 2013. Selain merusak pagar, perempuan itu juga merusak tiga mobil Adiguna yang diparkir di kediamannya.
No comments:
Post a Comment