Menteri Perindustrian, Mohamad Suleman Hidayat, memprediksi pertumbuhan industri non-minyak dan gas pada akhir 2013 akan mencapai kisaran 6-6,5 persen. “Pasti di atas 6 persen dan sedikit di bawah 6,5 persen,” katanya di gedung DPR, Jakarta, Senin, 21 Oktober, 2013.
Hidayat optimistis bahwa pertumbuhan industri non-migas akan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional karena krisis ekonomi yang diharapkan sudah berakhir. Dengan berakhirnya perlambatan ekonomi tersebut, maka pertumbuhan industri non-migas berpeluang tumbuh di atas 6 persen.
Menurut dia, tantangan yang berpotensi besar menjadi penghambat target pertumbuhan industri tersebut adalah nilai tukar rupiah dan neraca transaksi berjalan. “Sekarang tinggal mengendalikan kestabilan nilai tukar rupiah dan currency account supaya tidak makin defisit. Saya kira ini problem kita sekarang. Akhir tahun, current deficit pasti masih ada tapi tidak akan lebih dari tahun sebelumnya,” katanya.
Selain itu, Hidayat mengatakan faktor pemicu lain adalah banyaknya investasi yang mulai terealisasi yaitu mulai beroperasinya pabrik Posco dan Honam pada akhir tahun. Posco dan Honam merupakan dua investor kakap asal Korea Selatan yang berinvestasi di sektor baja dan kimia.
Posco menggandeng PT Krakatau Steel Tbk mendirikan perusahaan patungan PT Krakatau Posco dengan rencana investasi total mencapai US$ 11 miliar atau lebih dari Rp 110 triliun untuk membangun pabrik baja. Adapun Honam berinvestasi melalui anak usahanya PT Titan Kimia Tbk membangun kompleks petrokimia terintegrasi di Cilegon, Banten senilai US$ 5 miliar atau lebih dari Rp 50 triliun.
“Beberapa industri besar kan mulai berjalan. Akhir Desember ini, industri baja terbesar kita mulai berproduksi karena akan diresmikan presiden pada 23 Desember. Industri besar petrokimia kita bisa mulai berjalan tahun depan. Kita juga kan masih mengejar industrialisasi dari mineral, smelter besar,” katanya.
Pertumbuhan industri non-migas semester I tahun ini mencapai 6,58 persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama yaitu 5,92 persen. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, cabang industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri logam dasar besi dan baja sebesar 12,98 persen, Industri Alat Angkut, Mesin & Peralatan sebesar 9,40 persen, industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya sebesar 8,45 persen, serta industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet sebesar 8,03 persen.
Pertumbuhan industri pengolahan non-migas yang tinggi tersebut ditopang oleh tingginya investasi di sektor industri serta konsumsi dalam negeri. Nilai investasi modal dalam negeri sektor industri pada Semester I tahun 2013 sebesar Rp 26,92 triliun atau meningkat sebesar 30,61%, sedangkan nilai investasi modal asing sektor industri mencapai US$ 8,01 miliar atau meningkat sebesar 46,72% dibandingkan periode yang sama tahun 2012.
No comments:
Post a Comment