PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Hanson International Tbk (MYRX) masuk dalam indeks LQ45 dalam periode Februari hingga Juli 2016 karena sebelumnya menjadi emiten yang sahamnya paling banyak ditransaksikan. Kepala Divisi Operasional Perdagangan Bursa Efek Indonesia Eko Siswanto menyatakan hal itu merujuk pengumuman nomor Peng-114/BEJ.I/U/1997 perihal Indeks Likuiditas Bursa Efek Jakarta (Indeks LQ45) dan berdasarkan hasil evaluasi pada Januari 2016.
“Kami sampaikan daftar saham yang masuk dan keluar dalam penghitungan indeks LQ45 untuk periode perdagangan Februari 2016 sampai dengan Juli 2016,” tulisnya dalam pengumuman resmi, Senin (25/1). Dalam lampiran tersebut, tercatat tiga perusahaan baru yaitu Aneka Tambang, Sampoerna, dan Hanson International masuk dalam jajaran indeks LQ45. Tiga perusahaan tersebut menggeser PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) yang terdepak.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan LQ45 ditentukan berdasarkan saham yang paling likuid, atau banyak ditransaksikan oleh pelaku pasar. Adapun sentimennya berasal dari berbagai hal, dan tidak selalu karena fundamental perusahaan baik. “Antam misalnya, menjadi sering ditransaksikan setelah adanya Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui rights issue dan adanya isu penyerapan saham PT Freeport Indonesia. Padahal fundamental Antam tidak bagus,” ujarnya.
Terkait Sampoerna, Reza menyatakan saham perusahaan rokok tersebut menjadi aktif diperdagangkan pasca menuruti aturan Bursa Efek Indonesia terkait kepemilikan publik minimal. Dengan menggelar penawaran saham baru (rights issue), kapitalisasi pasar Sampoerna merupakan yang terbesar di Indonesia.“Kalau saham Hanson, saya lebih melihat karena sering digunakan untuk spekulatif trading. Untuk fundamental sih belum terlalu terlihat, tapi memang disebut memiliki lahan yang luas di Tangerang Selatan,” katanya.
Terkait saham yang terdepak, Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyatakan saham XL Axiata terlempar karena menurunnya minat pelaku pasar terkait restrukturisasi utang perseroan. “Sementara untuk ITMG memang karena kinerjanya tidak begitu bagus, apalagi sektor tambang batubara kemarin kan sedang buruk,” jelasnya.
Namun, Satrio menyayangkan terlemparnya saham Wika Beton dari indeks LQ45. Menurutnya, kinerja Wika Beton masih memiliki potensi untuk meningkat, mengingat berasal dari sektor yang sedang naik daun, yaitu konstruksi. “Memang sih Wika Beton itu semacam emiten penunjang infrastruktur. Namun tetap saja potensinya besar di tahun ini karena masih bisa terdorong proyek pemerintah,” jelasnya.
Berikut adalah daftar terbaru penghuni indeks LQ45:
1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
2. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
3. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
4. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
5. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)
6. PT Astra International Tbk (ASII)
7. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
8. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
9. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
10. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
11. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
12. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
13. PT Global Mediacom Tbk (BMTR)
14. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
15. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
16. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
17. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
18. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
19. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
20. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
21. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP)
22. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
23. PT Kalbe Farma Tbk (KBLF)
24. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
25. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
26. PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP)
27. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
28. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)
29. PT Hanson International Tbk (MYRX)
30. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)
31. PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)
32. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)
33. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
34. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
35. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)
36. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
37. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
38. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
39. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)
40. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
41. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
42. PT United Tractors Tbk (UNTR)
43. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
44. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
45. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)