Wednesday, June 17, 2015

Walaupun Rugi ... PT Supra Boga Lestari Tbk Tetap Ekspansi Gerai MiniStop

Kendati menelan kerugian akibat membuka enam gerai Ministop sepanjang tahun 2014 lalu, induk jaringan retail Ranch Market dan Farmers Market, PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) tetap bersikukuh mempertahankan investasi di bidang convenience store tersebut, meski porsinya berkurang.

Direktur Utama RANC Nugroho Setiadharma mengatakan perseroan akan mengurangi porsi investasi di Ministop, namun perseroan juga akan menjajaki investor baru yang akan digandeng dalam mengelola Ministop melalui pola strategic investment. Sayangnya ia belum bisa mempublikasikan investor baru mana yang sedang dalam proses penjajakan.

"Nantinya kita cari investor baru diharapkan dengan strategic investment ini bisa membawabenefit. Karena sekarang mencari lokasinya susah, jadi pasti investor yang kita undang adalah yang sudah mempunyai lokasi di beberapa titik sehingga kita punya sewa tidak begitu terlalu mahal," ujar Nugroho di Jakarta, Rabu (17/6).

Untuk diketahui, pendapatan bersih Perseroan tahun 2014 adalah sebesar Rp 1,6 triliun naik 26,4 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan bersih ini didorong oleh 9,5 persen same store sales growth dan penambahan 3 toko baru (Farmers Market Bintaro Exchange, Farmers Market Grand Wisata Bekasi dan Farmers Market Jababeka).

Namun, margin laba bersih tahun 2014 turun menjadi 0,6 persen dari 2,6 persen di tahun 2013. Penurunan marjin laba bersih tersebut lebih di karenakan kerugian dari entitas anak, PT Bahagia Niaga Lestari (Ministop), yang mulai beroperasi dengan dibukanya Ministop pertama pada semester kedua tahun 2013.

Menurut Nugroho, pengembangan format Ministop membutuhkan waktu yang panjang dan memerlukan penyesuaian dari waktu ke waktu sampai dapat menyesuaikan keinginan dan selera pelanggan, disamping tantangan kompetisi yang semakin keras, harga sewa properti yang tinggi terutama di Jakarta, dan pemilihan lokasi-lokasi strategis.

Namun ia yakin pertumbuhan mini market dengan konsep convenience store di Indonesia memiliki prospek yang positif. Menurutnya, sudah hampir 2 tahun belakangan ini angka pertumbuhan convenience store lebih tinggi dibandingkan angka pertumbuhan hypermarket dan supermarket, khususnya di kota besar macam Jakarta. "Di konsep hypermarket pertumbuhannya sudah minus, di konsep supermarket pertumbuhannya sudah di bawah dua digit, sedangkan pertumbuhan yang paling tinggi adalah convenience store sampai 22 persen, jadi memang ini adalah lifestyle di kota besar," jelasnya.

Ia menilai gerai toko lain seperti 7-Eleven, Lawson, dan Family Mart merupakan pesaing berat yang harus dihadapi Ministop. Terlebih tiga pemain besar tersebut masuk ke Jakarta dalam kurun waktu yang bersamaan.  "Sedangkan convenience store itu perlu domination strategy, artinya dia harus hadir lebih banyak di suatu tempat agar lebih mendominasi dan efisien. Kalau cuma di Jakarta 10-20 toko itu enggak efisien, harus ada 100 toko agar lebih efisien," katanya.

Kendati industri ritel ikut terdampak pelemahan ekonomi, induk jaringan retail Ranch Market dan Farmers Market, PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) berencana menambah gerai supermarket di tiga lokasi berbeda tahun ini. Tiga gerai supermarket tersebut adalah Ranch Market di The Breeze BSD City Serpong dan Ranch Market Surabaya dan 1 toko baru Farmers Market akan di buka pada semester 2 tahun 2015, sehingga jumlah toko yang telah dibuka hingga awal 2015 menjadi 27 toko.

Direktur Utama RANC Nugroho Setiadharma mengatakan meski awal tahun perekonomian Indonesia dihantam pelambatan, bisnis ritel di Indonesia terutama kawasan Jadebotabek, masih sangat prospektif. "Terlebih jika konsep ritel yang diusung menawarkan perbedaan baik dalam hal kualitas layanan, maupun kualitas barang atau produk yang dijual," ujar Nugroho dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Public Expose di Double Tree Hotel, Jakarta, Rabu (17/6).

Direktur RANC lainnya, Suryawati mengatakan biaya investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan satu toko baru berkisar di antara Rp 7 miliar-Rp 12 miliar, untuk itu perseroan telah menyiapkan belanja modal (capex) senilai Rp 25 miliar untuk penambahan toko dan renovasi toko yang sudah ada. “Seluruh pengeluaran capex ini menggunakan dana internal perusahaan,” ujarnya.

Sebagai informasi, 2014 lalu perseroan berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp. 1,6 triliun naik 26,4 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan bersih ini didorong oleh 9,5 persen same store sales growth dan penambahan 3 toko baru (Farmers Market Bintaro Exchange, Farmers Market Grand Wisata Bekasi dan Farmers Market Jababeka). Hingga akhir tahun 2014 lalu, Perseroan telah mengoperasikan 25 toko, yang terdiri dari 11 toko Ranch Market dan 14 toko Farmers Market.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan menurunnya daya beli masyarakat belakangan ini membuat bisnis ritel anjlok 10-15 persen hingga Mei 2015.  Pelemahan udah terlihat sejak tahun lalu. Aprindo mengungkapkan pertumbuhan usaha ritel anggota Aprindo rata-rata hanya tumbuh 7 persen pada tahun lalu, jauh di bawah rata-rata pertumbuhan normal 15 persen per tahun. Secara keseluruhan, nilai bisnis ritel pada tahun lalu mencapai Rp 18 triliun.

No comments:

Post a Comment