Produsen chip Amerika, Nvidia kehilangan nilai pasar hampir US$600 miliar atau Rp9.731,7 triliun (Kurs Rp16.219 per dolar AS) pada Senin (27/1) kemarin.
Penurunan dipicu oleh kemunculan DeepSeek, teknologi kecerdasan buatan (AI) China. Kemunculan telah memicu kegemparan di AS dan membuat investor melakukan aksi jual besar-besaran saham perusahaan teknologi di Wall Street pada hari Senin kemarin.
Pasalnya, DeepSeek menjadi aplikasi AI gratis yang paling banyak diunduh di AS melalui App Store Apple.
Pasar khawatir kemunculan DeepSeek akan mengancam dominasi para perusahaan pemimpin AI yang berbasis di AS saat ini sehingga mereka melepas kepemilikan saham di perusahaan teknologi AS.
Menurut data pasar LSEG, kerugian nilai pasar saham Nvidia itu merupakan kehilangan satu hari terbesar bagi sebuah perusahaan di Wall Street. Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat rekor kerugian satu hari sebelumnya yang dibuat oleh Nvidia pada September lalu.
Indeks Nasdaq yang kaya akan perusahaan teknologi juga berakhir turun lebih dari 3 persen.
DeepSeek, yang chatbotnya menjadi aplikasi gratis dengan peringkat tertinggi di Apple App Store AS dikembangkan DeepSeek. Deepseek sendiri merupakan sebuah startup yang lahir setahun lalu.
Entah bagaimana caranya, teknologi itu berhasil mencapai terobosan yang oleh investor teknologi terkenal Marc Andreessen disebut sebagai "momen Sputnik AI".
Pasalnya, pengembangan DeepSeek dilakukan dengan biaya murah. Mereka mengatakan hanya menghabiskan US$5,6 juta untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.
Jumlah itu sangat kecil jika dibandingkan dengan miliaran dana yang dikeluarkan raksasa teknologi AS untuk AI.
"Dominasi teknologi AS ditantang oleh Tiongkok", kata Kathleen Brooks, Direktur Riset di platform perdagangan XTB seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Fokusnya sekarang adalah apakah Tiongkok dapat melakukannya dengan lebih baik, lebih cepat, dan lebih hemat biaya dibandingkan AS, dan apakah mereka dapat memenangkan perlombaan AI," katanya.
Art Hogan, Kepala Strategi Pasar B Riley Wealth, menggambarkan respons pasar pada Senin sebagai 'tembak dulu, ajukan pertanyaan nanti'.
Ia mencatat bahwa beberapa orang skeptis terhadap pernyataan perusahaan China tersebut.
"Semua orang mencoba mencari tahu 'Bisakah ini dipercaya?' dan 'Apa maksudnya,'" kata Hogan.
No comments:
Post a Comment