Sunday, October 9, 2011

Besarnya Populasi Penduduk Muda Adalah Modal Besar Indonesia


Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia Abiprayadi Riyanto menyampaikan bahwa populasi penduduk Indonesia yang berada di usia produktif, yaitu penduduk dengan umur 15-64 tahun, merupakan modal besar bagi perekonomian nasional.
"Indonesia itu punya modal besar yang negara-negara lain nggak punya yaitu adalah kita punya aset populasi orang muda," ujar Abiprayadi dalam diskusi terkait pengaruh IHSG saat ini terhadap kinerja reksa dana, di Bursa Efek Indonesia, Kamis ( 29/9/2011 ).
Ia menuturkan, penduduk dengan usia 15-54 tahun jumlahnya 60 persen dari total penduduk nasional yang mencapai 240 juta orang. Angka ini, lanjut dia, artinya Indonesia punya populasi yang produktif hingga tahun 2030 .
Menurut Abiprayadi, hal tersebut tidak dipunyai oleh negara lain. China hanya punya penduduk produktif sampai tahun 2015 . Ini karena adanya kebijakan satu anak (single child policy). "Jepang malah negative growth populasinya," tambah dia.
Begitu juga dengan Eropa, seperti Swiss yang populasinya bahkan susut. Sehingga kebanyakan penduduknya adalah para pendatang. "(Jadi) Indonesia punya aset yang luar biasa gede," tegasnya.
Dan, tidak hanya sekedar jumlah saja. Penduduk usia produktif ini juga disertai dengan daya beli yang tinggi. Di mana pendapatan masyarakat kelas menengah bawah, yang berpenghasilan 2-4 dollar AS per hari, meningkat dari 37,5 juta penduduk ( 1999 ) menjadi 68,8 juta penduduk ( 2009 ). "Itu yang buat Indonesia tahan krisis tahun 2008 ," sebut dia.
Di mana pertumbuhan ekonomi nasional, sebanyak 65 persennya ditopang oleh permintaan domestik. Kondisi ini berbeda dengan negara lain, seperti Malaysia dan Singapura. Seluruh PDB Singapura ditopang oleh ekspor, sedangkan ekspor Malaysia berkontribusi 90 persen terhadap PDB. "(Sedangkan) ekspor kita rendah dengan 20 persen," jelasnya.
Secara terpisah, hal serupa juga disebutkan oleh Kepala ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya menyampaikan daya beli masyarakat Indonesia masih dalam kondisi bagus. Dengan kondisi ini, daya beli tersebut akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional di tengah-tengah ketidakstabilan kondisi global. "Yang paling bagus kalau global ekonomi gonjang-ganjing, kita akan mempertahankan domestic demand. Artinya, kekuatan daya beli masyarakat dalam negeri," ujar Purbaya.

No comments:

Post a Comment