Sunday, October 9, 2011

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Melambat 4.1 Persen


Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melambat hingga mencapai titik terendah di sekitar 4,1 persen, pada tahun 2012 jika krisis ekonomi di dunia semakin buruk hingga memasuki skenario terparah.
Skenario paling pesimis ini bisa terjadi, jika krisis ekonomi tidak hanya terjadi di daratan Eropa dan Amerika Serikat, tetapi juga terjadi pada dua mesin ekonomi utama di Asia yakni China dan India.
"Kami memperhitungkan skenario ini dengan menggabungkan antara skenario (krisis) eksternal, dengan perlambatan pendorong ekonomi domestic seperti konsumsi dan investasi," ujar Kepala Ekonomi Bank Dunia untuk Indonesia, Shubham Chaudhuri, di Jakarta, Selasa (4/10/2011).
Subham berbicara dalam Presentasi dan Diskusi Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia oleh Bank Dunia, Bank Danamon, dan Bank Mandiri.
Sebelumnya, Subham memperhitungkan bahwa ada tiga skenario yang bisa terjadi terkait kekisruhan utang di Eropa dan Amerika saat ini.
Skenario pertama, diasumsikan gejolak di pasar modal dan keuangan dunia terus berlanjut, sehingga terjadi pertumbuhan di zona Eropa dan melemahnya perekonomian di Amerika Serikat.
Pada saat yang sama, harga komoditas turun sedikit dan pasar keuangan terus bergejolak, sehingga menyebabkan pelarian modal dari negara berkembang.
Pada skenario pertama ini, potensi dampak yang bisa dialami Indonesia adalah terbatas hanya melalui jalur perdagangan, namun Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tidak akan banyak terpengaruh karena perekonomiannya tidak tergantung pada ekspor.
Adapun gejolak akibat gejolak di pasar keuangan, akan dapat diantisipasi oleh pengalaman Indonesia pada krisis tahun 2008.
Skenario kedua, diasumsikan krisis keuangan semakin membesar. Pada kondisi ini terjadi pengetatan kredit ke sektor riil, sehingga perekonomian jauh melambat, penyelesaian utang di Eropa kacau, pasar kredit membeku, dan terjadi pelarian luar biasa dari aset-aset di pasar berkembang.
Akibatnya ke Indonesia, antara lain pasar modal domestik akan tergerus oleh pembatasan akses ke pembiayaan internasional, saham banyak dijual, nilai tukar akan tertekan.
Skenario ketiga, pertumbuhan ekonomi lebih lambat dari skenario kedua, akibat menurunnya permintaan dunia terhadap produk-produk negara berkembang, harga komoditas menuju penurunan semakin dalam.
Akibatnya kepada Indonesia adalah dua jalur krisis akan terpengaruh sekaligus, di jalur perdagangan dan keuangan.
Skenario ketiga adalah skenario terburuk yang diperkirakan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara mitra dagang Indonesia menurun minus 1,8 persen pada tahun 2012, dan pertumbuhan perdagangan Indonesia minus 30 persen.
Itu menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan drop ke level 4,1 persen, jauh di bawah harapan pemerintah yang menargetkan 6,7 persen.

No comments:

Post a Comment