Sunday, October 2, 2011

World Batik Summit JCC Senayan Sepi Pembeli


Penyewa stand di ajang World Batik Summit (WBS) mengeluhkan kurangnya minat pengunjung WBS terhadap kerajinan batik berupa kain. Sepinya minat pengunjung ini berdampak pada meruginya para penyewa stand tersebut.
Seorang penjaga stand Batik Nanas Indah, dari Pamekasan, Madura, Muhammad Munir (50) mengatakan, antusiasme masyarakat (pengunjung) dalam WBS sebenarnya sudah sangat baik. Hal itu ia katakan mengingat ramainya jumlah pengunjung, terlebih pada hari terakhir penyelenggaraan WBS, Minggu (2/10/2011).
Akan tetapi, keluhnya, ramainya pengunjung tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan. Khususnya bagi para penyewa stand yang menjual batik dalam bentuk kain (bukan pakaian jadi).
"Pengunjungnya banyak, tapi penjualan kurang baik. Pengunjung hanya melihat-lihat saja, dan semua stan kain batik" kata Munir di arena WBS, di JCC Senayan, Jakarta, hari ini seperti dilansir Kompas.com.
Ia menjelaskan, pihaknya telah mengeluarkan biaya belasan juta rupiah untuk mengikuti WBS. Biaya itu pengeluaran untuk menyewa stand, biaya penginapan, dan biaya operasional lainnya selama mengikuti WBS.  Akan tetapi, sampai hari terakhir belum ada tanda-tanda modikeluarkan  tersebut akan kembali. Padahal, untuk menyewa sebuah stand selama pameran berlangsung, Munir mengaku harus merogoh kocek hampir mencapai Rp 13 juta.
"Selama empat hari mengikuti pameran transaksi penjualan kami tidak lebih dari Rp 5 juta. Bahkan hari ini belum ada satu pembeli pun," keluhnya.
"Setiap tahun kami selalu ikut pameran seperti ini, tapi sejak tiga tahun terakhir, kain batik sepi peminatnya," kata Munir.
World Batik Summit yang berlangsung sejak Rabu (28/9/2011) lalu, akan berakhir hari ini. Pameran ini tak hanya diikuti oleh perajin batik dalam negeri, tetapi juga manca negara

No comments:

Post a Comment