Emiten batubara PT. Berau Coal Energy Tbk.(BRAU) masih mencatatkan rugi bersih senilai US$ 38,03 juta sepanjang semester I 2013. Di periode yang sama tahun sebelumnya, BRAU mengantongi rugi lebih besar senilai US$ 95,87 juta.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan di situs Bursa Efek Indonesia akhir pekan lalu, penjualan bersih BRAU tercatat turun 6,27 persen, dari US$ 770 juta pada semester I 2012 menjadi US$ 722 juta pada semester I 2013. Sementara beban pokok meningkat menjadi US$ 535,01 juta dari US$ 503,11 juta.
Selain itu, dari pos beban lain yakni beban umum dan administrasi tercatat sebesar US$ 36,4 juta, beban penjualan dan administrasi US$ 45,08 juta, biaya keuangan US$ 87,04 juta, dan rugi selisih kurs sebesar US$ 5,66 juta.
Dari keterangan resmi induk usahanya yakni Bumi Plc, BRAU telah memproduksi batubara sebanyak 11,5 juta ton, naik 19 persen dari produksi di periode yang samaa tahun lalu sebanyak 9,6 juta ton. Sayangnya, kenaikan produksi tersebut tidak diimbangi dengan moncernya harga jual batubara. Perseroan mencatat rata-rata harga jual batubara sebesar US$ 61,4 ton, turun dari angka US$ 76,6 ton di paruh pertama 2012.
Tahun ini, BRAU membidik produksi batubara sebesar 23 juta ton, naik dari produksi sepanjang tahun 2012 sebanyak 21 juta ton. Target itu akan didapatkan dari tambang perseroan yang telah beroperasi berada di Lati, Binungan, dan Sambarat. Sampai dengan Juni 2013, tambang Lati telah memproduksi 5,1 juta ton, tambang Bingungan menghasilkan 3,9 juta ton, dan tambang Sambarat sebanyak 2,1 juta ton.
No comments:
Post a Comment