Sunday, August 23, 2015

Pasar Saham Asia Bertumbangan ... Rp. 1.200 Triliun Menguap

Pasar saham Asia mengalami koreksi tajam pagi ini. Aksi jual masif terjadi akibat kekhawatiran melambatnya perekonomian global. Indeks Komposit Shanghai di Bursa China jatuh paling dalam, pagi tadi sempat anjlok hingga 8,4%. Banyak emiten besar di China, termasuk perusahaan milik negara, yang perdagangan sahamnya dihentikan karena sudah anjlok hingga 10% pagi tadi.

Indeks Komposit Shenzen yang memuat saham perusahaan-perusahaan skala kecil juga menderita koreksi tajam, hingga 7,5%. Sementara di Jepang, Indeks Nikkei dibuka jatuh 2,7%, sedangkan KOSPI kehilangan 0,9%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk lebih dari 2%.

Ada tiga faktor yang memicu aksi jual panik ini, Senin (24/8/2015), yaitu:
  • Kekhawatiran ekonomi China melambat lebih awal dari prediksi analis
  • Ketidakpastian dari The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunganya
  • Imbas dari anjloknya harga minyak dunia yang sekarang diperdagangkan di kisaran US$ 40 per barel, posisi terendahnya dalam enam tahun terakhir.
Berikut situasi di bursa-bursa Asia menjelang siang ini:
  • IHSG anjlok 205,456 poin (4,74%) ke level 4.129,466.
  • Indeks Nikkei 225 jatuh 623,34 poin (3,21%) ke level 18.812,49.
  • Indeks Hang Seng ambruk 780,54 poin (3,48%) ke level 21.629,08.
  • Indeks Komposit Shanghai menukik 273,25 poin (7,79%) ke level 3.234,49.
  • Indeks Straits Times amblas 77,33 poin (2,60%) ke level 2.893,68
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin menukik tajam 105 poin akibat ramainya aksi jual, terutama investor asing. Indeks pun kembali ke level 4.300-an. Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (21/8/2015), IHSG terjun 105,958 poin (2,39%) ke level 4.335,953. Sementara Indeks LQ45 anjlok 20,710 poin (2,77%) ke level 727,225.

Sementara Wall Street di Amerika Serikat (AS) turun tajam pada perdagangan Jumat. Ini didorong oleh kekhawatiran melambatnya perekonomian China, yang bakal membawa ekonomi dunia menjadi lesu. Indeks Dow Jones turun 530,94 poin (3,12%) ke 16.459,75. Indeks S&P 500 turun 64,84 poin (3,19%) ke 1.970,89. Sementara indeks Nasdaq turun 171,45 poin (3,52%) ke 4.706,04.

Hari ini IHSG diperkirakan akan kembali mengalami tekanan jual. Kekhawatiran akan melambatnya ekonomi global membuat pelaku pasar ketakutan.

Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 jatuh 400,22 poin (2,06%) ke level 19.035,61.
  • Indeks Straits Times anjlok 58,93 poin (1,98%) ke level 2.912,08.
IHSG kembali tersungkur untuk ketiga kalinya dalam seminggu kemarin dengan terperosok sebesar 2.39% ke level 4,335.95. Currency war sepertinya sudah sangat mengkhawatirkan, rupiah yang saat ini sudah hampir 14.000 membuat pelaku pasar semakin panik dan lebih memilih untuk melakukan aksi jual sahamnya, seiring belum adanya kepastian perbaikan ekonomi, baik secara domestik maupun global. Aksi panic selling ini bukan hanya terjadi pada pelaku pasar domestik, namun pelaku pasar asing juga mengalami hal yang sama dengan mencatatkan net sell sebesar Rp 770,09 miliar.

Akhir perdagangan pekan kemarin Bursa Wall Street kembali ditutup terkoreksi cukup signifikan, dengan mayoritas indeks terjun bebas d atas 3 persen. Indeks Dow Jones turun sebesar 3.12% ke level 16,459.75 , Indeks S&P 500 turun sebesar 3.19% ke level 1,970.89, dan indeks Nasdaq terpental paling dalam sebesar 3.52% ke level 4,706.04. Pelemahan bursa wall street inline dengan yang terjadi pada bursa Asia.

Kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan perkonomian China semakin besar, setelah rilisnya data manufacturing china yang lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar yaitu sebesar 47.1 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 47.8, membuat para pelaku pasar memilih untuk mengambil posisi aman dengan melakukan aksi jual, tercermin dengan penjualan saham Apple yang menurun sangat drastis sebesar 6,12% ke level 112,65 dollar yg menjadi pendukung indeks Nasdaq terjatuh dalam.

Selain itu harga minyak dunia yang turun di kisaran 40 dolar per barel, semakin menambah kepanikan pelaku pasar di tengah kondisi perekonomian global yang saat ini sedang memanas. Kami perkirakan IHSG masih akan melanjutkan pelemahannya di tengah kondisi pasar yang belum kondusif. Indeks stochastic oscilator semakin melemah, diikui oleh pelemahan yang terjadi pada MACD histogram. Selain itu indikator lain seperti; Momentum dan RSI juga terus melanjutkan pelemahannya. Kami perkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran 4258 – 4391.


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi dalam jumlah signifikan di tengah koreksi bursa dunia. Indeks turun sebesar -105 poin (-2,39%) ke 4.335. Dengan melihat penutupan bursa global pada akhir pekan kemarin, yang ditutup turun tajam. Maka kemungkinan besar IHSG akan mengalami kondisi yang sama. Beberapa gap yang pernah terjadi dan berpotensi sebagai support, adalah: 9 Januari 2014 di 4.254 dan 6 September 2013 di 4.072.

Estimasi pergerakan indeks hari ini berada di 4.254–4.455.

Indeks bursa global mengalami penurunan yang tajam, dipicu oleh penurunan indeks bursa China (Shanghai). Begitu pun juga dengan Minyak (Oil WTI) kembali terseret ke US $ 40,28. Sementara Emas ditutup naik di 1.159. Pasar saham China kembali mengalami koreksi tajam, pagi tadi dibuka anjlok hingga 8%. Anjloknya pasar saham terjadi di tengah maraknya sentimen negatif.

Sentimen negatif tersebut adalah prediksi melambatnya ekonomi Negeri Tirai Bambu yang lebih cepat dari prediksi analis. Selain itu, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat juga memberi sentimen negatif. Namun ternyata ada sentimen positif yang beredar di pasar saham China, yaitu rencana industri dana pensiun yang memborong saham hingga senilai 600 miliar yuan atau sekitar US$ 97 miliar (Rp 1.200 triliun).

Perhitungannya begini, seperti dikutip CNBC, Senin (24/8/2015), pekan lalu pemerintah setempat mengizinkan pengelola dana pensiun untuk berinvestasi hingga 30% dari total asetnya di pasar saham. Selama ini, pengelola dana pensiun China hanya memutar uang di deposito dan obligasi. Secara total, aset yang dikelola oleh dana pensiun China mencapai 2 triliun yuan.

Nah, 30% dari 2 triliun yuan itu setara 600 yuan atau sekitar Rp 1.200 triliun. Namun sayangnya, meski ada sentimen positif tersebut ternyata sentimen dari luar negeri lebih terasa. Akhirnya, pasar saham China dibuka anjlok 8% dan menjelang siang ini masih jatuh sekitar 7,7%.

No comments:

Post a Comment