Wednesday, December 11, 2024

Pertama Kali Terjadi Dominasi Chip Intel Ditumbangkan

  Dahulu, Intel adalah produsen chip komputer terbesar di dunia dan teknologinya terdapat di hampir setiap PC. Misi mantan CEO legendaris Intel, Andy Grove, adalah agar Intel melakukan lebih dari sekadar memasok komponen, tapi juga mendorong masa depan komputasi di mana PC digunakan untuk segala hal.

Intel mungkin telah memprediksi evolusi PC, tetapi gagal dalam komputasi mobile dan ledakan AI. Kini, perusahaan ikonik AS itu sedang kepayahan, harga sahamnya anjlok dan harus banyak melakukan PHK.

Saham Intel mencapai titik tertinggi sepanjang masa lebih dari 24 tahun lalu, di 31 Agustus 2000. Beberapa tahun terakhir, saham tersebut anjlok 68% dari rekornya. Bulan Agustus, Intel mengatakan akan memberhentikan 15% stafnya sebagai upaya memangkas biaya USD 10 miliar.

CEO Pat Gelsinger dinilai gagal memperbaiki keadaan sehingga dipaksa mundur. Sekarang, investor dan pengamat mempertanyakan apakah Intel dapat kembali ke posisi terdepan. "Peluang mereka kembali ke masa kejayaan, pada titik waktu ini, tampak sangat suram," kata Angelo Zino, analis teknologi di CFRA Research.

Gangguan dominasi Intel pertama kali terlihat sekitar tahun 2010. iPhone pertama diluncurkan tiga tahun sebelumnya, dan Apple memilih perancang chip Inggris yang kurang dikenal ARM, sebagai otaknya. Mendadak, smartphone menjadi hal besar. Karena ARM siap dengan teknologinya, ia cepat melampaui Intel sebagai pembuat chip seluler.

Tak hanya itu, Apple dan pembuat perangkat lainnya memberikan pukulan lain kepada Intel dengan mengganti prosesornya di beberapa PC dengan chip ARM yang lebih efisien. Pesaing lain seperti AMD, juga mencuri pangsa pasar dalam bisnis PC.

Saat Gelsinger mengambil alih tahun 2021, ia ditugaskan menghidupkan kembali kemampuan manufaktur canggih Intel dan mengembalikan perusahaan pada kecepatan inovasi. "Gelsinger melakukan pekerjaan hebat dalam hal itu," kata Zino.

Namun, saat ia fokus pada peningkatan manufaktur, pergeseran teknologi mendasar lainnya sedang berlangsung, yaitu AI. Nvidia, dulu pesaing kecil Intel yang membuat unit pemrosesan grafis (GPU), melesat karena chip-nya mendukung kebutuhan pemrosesan data besar kecerdasan buatan.

Nvidia sekarang menjadi perusahaan paling bernilai kedua di dunia, nilai pasarnya sebesar USD 3,4 triliun atau 33 kali lebih tinggi dari Intel sebesar USD 104 miliar.

Intel, sekali lagi, tak punya produk untuk bersaing dengan kompetitor seperti Nvidia dan AMD dalam AI. Chip akselerator AI bernama Gaudi yang dirilis Intel tahun ini tak mendapatkan daya tarik yang diharapkan perusahaan.

Pada saat yang sama, Gelsinger malah menggeber pabrik Intel untuk memproduksi prosesor bagi para pesaing seperti Apple, yang membuatnya bersaing lebih langsung dengan raksasa pembuat chip TSMC. Namun, hal itu pun dibayangi oleh penundaan. Menjadi tugas berat bagi CEO baru nanti untuk membuat Intel kembali bangkit.

No comments:

Post a Comment