PT PLN (Persero) mengklaim telah melunasi utang sekitar Rp55 triliun sejak 2020 hingga 2023.
Tercatat, total utang perusahaan pada 2023 mencapai Rp396 triliun. Angka itu menurun Rp55 triliun dari utang 2020 sebesar Rp451 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkap keberhasilan pelunasan utang itu seiring dengan kinerja perusahaan yang terus meningkat.
"Pertumbuhan revenue berjalan sangat sehat. Net profit berjalan juga meningkat dengan drastis sehat. Kemudian juga kita melihat liabilities, utang kami ini juga berhasil kami turunkan," ujar pria yang akrab disapa Darmo itu dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (3/12).
Ia mencatat laba bersih perusahaan listrik pelat merah itu pada 2023 adalah Rp22,1 triliun. Angka itu melonjak 54 persen per tahun dari 2020 yang hanya sebesar Rp6,0 triliun.
"Kami selama tiga tahun berturut-turut kondisi keuangan kami adalah kinerja keuangan yang terbaik dalam sejarah PLN," ungkap Darmo.
Selain penurunan utang, Darmo juga mencatat peningkatan debt service coverage ratio (DSCR) dari 1,40x di 2020 menjadi 1,72x di 2023. Peningkatan tersebut mencapai 7 persen per tahun.
"Di sini ada DSCR itu adalah operating revenue kami dibagi dengan debt service. Jadi kalau operating revenue kami tinggi dan debt service pembayaran utang tahunan bisa kami turunkan, maka rasionya akan naik, dan itu semakin sehat," tutur Darmo.
"Jadi kami melihat kondisi keuangan PLN terutama untuk pengelolaan utangnya bisa diturunkan dan rasio penerimaan operating revenue kami dibanding dengan pembayaran utang kami juga semakin besar," imbuhnya.
No comments:
Post a Comment