Wednesday, March 30, 2016

Asian Development Bank : Ekonomi RI Tumbuh 5,2% Tahun 2016

Asian Development Bank (ADB) masih optimistis ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen pada tahun ini, lebih baik dibandingkan dengan laju ekonomi tahun lalu yang hanya 4,8 persen.  Lembaga keuangan multilateral itu meyakini kondisi ekonomi Indonesia akan semakin membaik pada tahun depan, dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 5,5 persen. Kedua proyeksi tersebut masih sama dengan ramalan ADB sebelumnya.

Steven Tabor, Kepala Perwakilan ADB di Indonesia menuturkan keyakinan tersebut didasarkan pada respons positif konsumen dan investor terhadap upaya pemerintah dalam memperbaiki investasi publik dan melakukan reformasi struktural.  "Di tengah gejolak pasar keuangan global, berbagai reformasi ekonomi yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mampu memperkuat kepercayaan pasar dan membawa hasil positif,” ujar Steven Tabor dalam keterangan resmi ADB, Rabu (30/3).

“Sangatlah penting bagi Indonesia untuk melaksanakan program investasi publiknya yang ambisius, guna memperdalam dan mempertahankan momentum reformasi tersebut, demi meningkatkan produktivitas, menarik investasi, dan mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan yang baru.”  Menurutnya, investasi publik diproyeksikan meningkat pada 2016, seiring dengan akselerasi proyek-proyek infrastruktur baru yang telah dimulai sejak tahun lalu.

Selain itu, lanjutnya, belanja modal publik yang lebih tinggi serta reformasi struktural melalui deregulasi kebijakan ekonomi akan memberikan peluang tambahan bagi investasi swasta. Sementara dari konsumsi rumah tangga diprediksi naik pada tahun ini, mengompensasi permintaan eksternal yang masih sulit diandalkan menggenjot perekonomian.

Meski awalnya berjalan lambat, Tabor melihat investasi publik mulai beranjak naik pada paruh kedua 2015 ketika sebagian besar program investasi telah berjalan. Di sisi lain, reformasi kebijakan pemerintah yang sedang berjalan diyakini akan terus menstimulasi investasi swasta, terutama dalam jangka menengah. Sebagai informasi, pemerintah telah meluncurkan 11 paket kebijakan ekonomi sejak September 2015. Paket-paket ini, bersamaan dengan akselerasi belanja modal publik yang diyakini akan terus meningkatkan iklim investasi di Indonesia.

Dalam jangka panjang, lanjutnya, tantangan bagi Indonesia antara lain bagaimana mendiversifikasikan kegiatan ekonomi guna mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas. Steven Tabor menyatakan upaya ini adalah langkah penting di tengah melemahnya permintaan global terhadap komoditas. “Hal-hal yang dapat membantu antara lain adalah perluasan sektor manufaktur, serta juga fokus pada berbagai sektor yang dapat memdorong pertumbuhan tinggi, seperti pariwisata, pertanian bernilai tambah tinggi, perikanan laut, budidaya perairan, dan e-commerce,” tuturnya.

Dalam rilisnya, ADB merekomendasikan agar pemerintah terus mendorong paket-paket deregulasi sambil melanjutkan upaya untuk menghapus hambatan terhadap investasi swasta.  Steven Tabor mengatakan cakupan reformasi harus diperluas, agar dapat mengatasi hambatan terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah, serta memperdalam pasar keuangan, memperbaiki sistem sertifikasi dan pendaftaran tanah, dan mengatasi kakunya pasar tenaga kerja.

No comments:

Post a Comment