Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Lippo Karawaci Tbk memutuskan untuk membagikan dividen untuk tahun buku 2015 sebesar Rp80 miliar atau Rp3,51 per saham, kendati laba bersih perseroan anjlok 79,05 persen menjadi Rp535,39 miliar pada tahun lalu.
Presiden Direktur Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya menyatakan pembagian dividen sebesar Rp80 miliar ini merupakan komitmen manajemen untuk mempertahankan imbal hasil kepada para pemegang saham dengan mendistribusikan dividen tahunan 15 persen dari laba bersih. “Kami akan terus memfokuskan upaya kami untuk mempertahankan arus kas yang sehat demi pertumbuhan perseroan di masa depan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (24/3).
Dalam RUPST tersebut, manajemen juga melakukan perombakan jajaran direksi. Terdapat dua direktur yang menggantikan dua direktur sebelumnya, dan satu direktur baru. “Perkenankan saya untuk mengumumkan pengangkatan Bapak Richard Setiadi, Bapak Lee Heok Seng dan Bapak Chan Chee Meng sebagai anggota baru Direksi Perseroan. Pengalaman mereka yang luas di bidangnya masing-masing akan memberikan kontribusi dan lebih memperkuat manajemen, operasional dan tata kelola perseroan,” kata Ketut.
Ia menyatakan, Lippo Karawaci membukukan pendapatan sebesar Rp8,9 triliun di tahun 2015. Total pendapatan di tahun 2015 tersebut turun dari Rp11,65 triliun pada 2014. “Perseroan membukukan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) dan laba bersih setelah pajak masing-masing sebesar Rp2,2 triliun dan Rp535 miliar, di latarbelakangi oleh melemahnya sektor properti yang disebabkan oleh merosotnya kepercayaan konsumen,” jelasnya.
“Kerugian selisih kurs yang belum terealisasi sebesar Rp155 miliar serta tertundanya penjualan aset ke REITS merupakan kontributor utama penurunan laba bersih di tahun 2015,” imbuhnya. Ketut menambahkan, pendapatan properti turun sebesar 51 persen menjadi Rp3,4 triliun, dan memberikan kontribusi 38 persen terhadap total pendapatan. Menurutnya hal ini terutama karena tertundanya penjualan aset ke REITS di tahun 2015.
Sementara pendapatan dari Divisi Healthcare tumbuh sebesar 24 persen menjadi Rp4,14 Triliun. Siloam mengelola 20 rumah sakit pada akhir 2015. EBITDA meningkat sebesar 38 persen menjadi Rp617 miliar, dimana ke 13 rumah sakit baru memberikan kontribusi total pendapatan Rp1,7 triliun (41 persen) serta EBITDA sebesar Rp274 miliar (44 persen).
“Penerimaan pasien rawat inap tumbuh sebesar 27 persen, sementara itu kunjungan pasien rawat jalan tumbuh sebesar 25 persen. Laba bersih sebesar Rp70 miliar,” katanya. Adapun pendapatan divisi komersial Lippo Karawaci sedikit menurun sebesar 9 persen menjadi Rp607 miliar. Sementara itu, lanjutnya, pendapatan hotel stabil sebesar Rp367 miliar.
“Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan bisnis mal sebesar 22 persen menjadi Rp240 miliar, dimana pendapatan dari mal Kemang Village tidak lagi dibukukan di tahun 2015,” katanya. Lebih lanjut, ia mengatakan bisnis asset management yang terdiri dari town management dan portofolio & properti management, tumbuh sebesar 14 persen menjadi Rp756 miliar pada tahun 2015 sebagai dampak dari semakin membesarnya total kelolaan aset dibawah portofolio REITS.
No comments:
Post a Comment