Badan Pangan PBB (Food and Agriculture Organization of The United Nations/FAO) mencatat, sepertiga dari total makanan yang diproduksi di dunia terbuang percuma (food waste). Makanan terbuang ini terjadi selama proses produksi, distribusi, dan karena perilaku konsumsi manusia.
Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Mark Smulders mengungkapkan, di Indonesia sendiri, sebanyak 13 juta metrik ton makanan yang terbuang setiap tahunnya. "Dengan populasi sekitar 250 juta penduduk, kebutuhan makanan sekitar 190 juta metrik ton dan total makanan yang terbuang 13 juta metrik ton," jelas Smulders, saat ditemui di kantor perwakilan FAO, Menara Thamrin, Jakarta, Jumat (7/10/2016).
"Ini artinya bahwa makanan yang terbuang tersebut, bisa untuk memberi makan hampir 11% populasi Indonesia, atau sekitar 28 juta penduduk setiap tahunnya. Angka yang hampir sama dengan jumlah penduduk miskin di Indonesia," tambahnya. Dia mencatat, kontribusi besar terbuangnya makanan disumbang oleh hotel, restoran, katering, supermarket, gerai ritel, dan perilaku masyarakat yang gemar tidak menghabiskan sisa makanannya.
"Hotel, katering, supermarket, restoran, dan lainnya. Negara lain di luar Indonesia bahkan lebih buruk lagi. Makanan yang terbuang ini bisa memberi makan sepertiga penduduk dunia yang masih kelaparan," terang Smulders.
Diungkapkannya, perilaku membuang-buang makanan ini sulit dihilangkan tanpa adanya regulasi dari pemerintah. Beberapa negara, menurutnya, sudah mulai memberlakukan pengawasan dan peraturan ketat, termasuk sanksi, bagi mereka yang kedapatan membuang makanan dan perilaku masyarakat yang tak menghabiskan makanannya di tempat publik.
"Dengan kontrol dan pengawasan saya kira perlu. Termasuk dengan memberlakukan sanksi seperti denda. Kemudian dengan menyediakan infrastruktur yang lebih baik agar dapat mengurangi makanan yang terbuang sia-sia," pungkas Smulders
No comments:
Post a Comment