Masa penukaran tujuh uang pecahan rupiah di pasar peredaran skala nasional akan berakhir pada bulan November 2011 karena batas peredarannya sudah mencapai 10 tahun.
"Dari seluruh uang pecahan tersebut, mayoritas merupakan jenis uang kertas," kata Deputi Pemimpin Bidang Sistem Pembayaran Bank Indonesia/BI Surabaya, Hamid Ponco Wibowo, ditanya terkait pemberlakuan uang pecahan yang masa berlakunya habis, di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, batas waktu penukaran uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran untuk jenis pecahan kertas antara lain Rp5.000,00, Rp1.000,00, Rp500,00, dan Rp100,00 dengan masing-masing tahun emisi (penerbitan) seluruhnya pada 1992.
"Jika dirinci, jenis uang pecahan kertas Rp5.000,00 tersebut memiliki gambar depan alat musik sasando sedangkan Rp1.000,00 bergambar belakang orang melakukan lompat batu," ujarnya.
Selain itu, terang dia, untuk uang pecahan jenis kertas Rp500,00 yang masa penukarannya habis tahun ini memiliki gambar depan seekor orang utan dengan latar belakang pepohonan dan gambar belakang rumah adat Kalimantan Timur.
"Untuk uang kertas dengan pecahan Rp100,00 yang masa penukarannya berakhir tahun ini memiliki gambar depan kapal layar dan gambar belakang gunung meletus," katanya.
Ia menyarankan, bagi masyarakat di penjuru Tanah Air yang masih menyimpan uang pecahan dengan jenis tersebut supaya segera menukarkannya di perbankan terdekat atau datang ke Bank Indonesia/BI setempat.
"Apalagi, masa penukarannya di sejumlah perbankan berakhir pada tanggal 29 November 2011," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, untuk uang logam yang masa penukarannya juga berakhir pada periode serupa pada tahun ini antara lain Rp100,00, Rp50,00, dan Rp5,00. Bentuk uang logam pecahan Rp100,00 dan Rp50,00 yang dimaksud yakni sama - sama bergambar belakang burung Garuda.
"Kami menerima penukaran uang masyarakat, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Bahkan, satu lembar atau satu koin logam akan kami layani penukarannya dengan uang yang masih berlaku saat ini," katanya.
Di samping itu, BI juga melayani penukaran uang pecahan kecil menjelang Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah menyusul besarnya permintaan pasar yang diperkirakan mengalami kenaikan 10 persen dibandingkan tahun lalu.
"Berapapun uang yang mereka tukarkan, kami siap melayani masyarakat di Surabaya dan sekitarnya," katanya.
Animo pasar Surabaya menukarkan uang pecahan yang tinggi, dipengaruhi karakter masyarakat Kota Pahlawan yang selalu menukarkan uang pecahan kecil untuk dibagikan kepada sanak saudaranya setiap momentum keagamaan tersebut. Kondisi serupa juga terlihat di kota besar lain seperti Jakarta.
Sementara itu, lanjut dia, selama tahun 2010 secara keseluruhan penukaran uang pecahan kecil di Kantor BI Surabaya mencapai Rp81,5 miliar.
No comments:
Post a Comment