Friday, July 29, 2011

Harga Minyak Dunia Turun Karena Perang Utang Di Washington Tidak Kunjung Usai

Harga minyak jatuh pada Jumat waktu setempat, karena takaran data buruk yang tak terduga pada perekonomian AS mengguncang pasar, setelah tidak nyaman oleh pertempuran memilukan tentang pagu utang di Washington.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman September, jatuh 1,74 dolar AS menjadi ditutup pada 95,70 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September turun 62 sen menjadi menetap pada 116,74 dolar AS per barel di IntercontinentalExchange.

"Pasar terus tertekan oleh kekhawatiran tentang utang (pagu) di AS, dan angka PDB yang keluar pagi ini tidak menjawab harapan. Ini berita buruk - pasar terus ditekan," kata Tom Bentz, analis minyak untuk BNP Paribas.

Pemerintah AS melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua hanya tumbuh 1,3 persen, jauh di bawah ekspektasi ekonom.

Pemerinyah juga memangkas perkiraan pertumbuhan PDB kuartal pertama menjadi hanya 0,4 persen dari estimasi awal sebesar 1,9 persen, menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi hampir terhenti di awal tahun.

Sementara itu, politisi di Washington sedang berjuang mencapai kesepakatan untuk menaikkan batas pinjaman negara di atas 14,29 dolar AS pada Selasa (2 Agustus), ketika Departemen Keuangan AS mengatakan akan kehabisan uang untuk membayar tagihannya.

Sekalipun jika Demokrat dan Republik yang terpecah meraih kesepakatan di menit terakhir, banyak pengamat khawatir bahwa lembaga pemeringkat masih akan menurunkan peringkat kredit tertinggi Amerika Serikat.

Langkah tersebut juga akan memiliki dampak negatif pada pasar keuangan dan lebih lanjut dapat memperlambat
pertumbuhan di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia.

Harga minyak turun pada Senin waktu setempat, tertekan meningkatnya kekhawatiran pasar tentang perlambatan ekonomi China dan krisis utang zona euro.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, ditutup di 95,15 dolar AS per barel, turun 1,05 dolar AS dari penutupan Jumat.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus merosot 1,09 dolar AS menjadi menetap di 117,24 dolar AS per barel.

Pada Jumat, patokan New York kontrak West Texas Intermediate menyusut hampir 2,50 dolar AS setelah rilis laporan pekerjaan Juni menyedihkan di Amerika Serikat, negara konsumen minyak terbesar dunia. Ekonomi AS hanya menambah pekerjaan baru sedikit dan tingkat pengangguran tiba-tiba naik menjadi 9,2 persen.

"Kita bukan hanya melihat harapan menurunnya permintaan di Amerika Serikat tapi juga di seluruh dunia," kata Phil Flynn, seorang analis energi pada PFGBEST.

China, konsumen minyak terbesar kedua, Sabtu melaporkan tingkat inflasinya melaju kian cepat pada Juni menjadi 6,4 persen, tingkat tertinggi dalam tiga tahun.

Beberapa analis khawatir Beijing mungkin akan bertindak terlalu jauh dalam kebijakan pengetatan moneter untuk mengekang overheating dalam perekonomian.

"Itu benar-benar mengkhawatirkan pasar karena pertumbuhan permintaan minyak datang didominasi dari negara berkembang (emerging market)," kata Matt Smith pada Summit Energy.

"Dan kita telah mendapat tindak lanjut dari Jumat lalu - laporan pekerjaan (AS) - dan kemudian kami juga punya risiko utang menyebar ke Italia dan Spanyol."

Imbal hasil obligasi hasil bagi kedua negara zona euro tersebut mencapai rekor tertinggi pada Senin, karena investor khawatir bahwa Italia dan Spanyol bisa menjadi negara berikutnya yang tenggelam ke dalam krisis utang yang menyebar di Eropa

Harga minyak dunia turun pada Jumat waktu setempat karena perlambatan tajam manufaktur di China, konsumen energi terbesar di dunia, dan langkah-langkah baru AS menuju pelepasan minyak mentah dari Strategic Petroleum Reserve.

Sentimen juga terpukul oleh data manufaktur suram di Inggris dan zona euro, dan gambaran yang hanya sedikit positif untuk Juni dari Amerika Serikat.

Harga patokan minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) atau minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Agustus di New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun 48 sen menjadi 94,94 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk Agustus turun 71 sen dari Kamis menjadi 111,77 dolar AS per barel.

"Pasar minyak menerima beberapa tekanan dari data PMI (Indeks Pembelian Manajer) China yang mengecewakan yang mengangkat kekhawatiran baru untuk perlambatan mendatang di ekonomi China," kata analis Sucden, Myrto Sokou.

Pertumbuhan aktivitas manufaktur China hampir terhenti pada Juni, dengan PMI resmi jatuh untuk ketiga bulan beruntun menjadi 50,9 pada Juni dari 52,0 pada Mei, data resmi menunjukkan.

Secara terpisah, HSBC China Manufacturing PMI jatuh ke terendah 11-bulan 50,1 pada Juni dari 51,6 pada Mei.

Meskipun perdagangan tentatif menjelang libur panjang akhir pekan AS 4 Juli, Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengatakan pelepasan stok minyak AS mendatang, bagian dari intervensi Badan Energi Internasional untuk memperlambat kenaikan harga, juga menekan harga.

"Sebelumnya pagi ini, pemerintah mengumumkan penghargaan untuk Strategic Petroleum Reserve (Cadangan Strategis Minyak) dan mereka akan menjual 30 juta barel minyak ke sejumlah penyuling dan pedagang," kata Lipow.

"Itu telah memberikan tekanan di pasar ... beberapa orang meskipun mereka tidak akan memiliki cukup tawaran dan jual kurang dari 30 juta barel."

"Di sisi lain, pasar saham rally karena berita manufaktur dan itu telah memberikan alasan orang untuk membeli minyak mentah menjelang akhir pekan," tambahnya.

Indeks Pembelian Manajer ISM untuk sektor manufaktur AS naik 1,8 persen pada Juni menjadi lebih baik dari perkiraan 55,3, dari 53,5 pada Mei.

Tapi itu terjadi setelah penurunan tajam tujuh persen pada Mei dari April, dan indeks Juni tetap jauh di bawah tingkat 60-plus yang dicapai dalam empat bulan pertama tahun ini.

Indeks pesanan baru ISM naik hanya 0,6 persen pada Juni, menunjukkan berlanjutnya kerapuhan di sektor ini

No comments:

Post a Comment