Komoditi kopi mengalami pertumbuhan ekspor yang terbesar di antara sepuluh produk utama non-migas. Sementara itu, komoditi kakao justru mengalami kondisi yang berbeda dengan menjadi satu-satunya komoditi yang mengalami penurunan selama semester pertama tahun 2011.
"Dilihat dari komoditasnya maka dapat disampaikan bahwa sepuluh produk utama kita itu ada di tabelnya di depan kita ini. Semua bertumbuh cepat, terutama yang luar biasa itu adalah kopi," ujar Wakil Menteri Perdagangan, Mahendara Siregar, di Jakarta, Selasa (2/8/2011).
Ia menyebutkan nilai ekspor kopi tumbuh mencapai 116,8 persen. Kenaikan yang signifikan ini disebabkan oleh naiknya volumenya sebesar 53 persen. Begitu juga dengan harga yang naik lebih dari 40 persen. "Jadi, untuk kopi ini suatu pembalikan yang luar biasa dari angka di (tahun) 2010 yang anjlok dibandingkan tahun sebelumnya," ujar dia.
Kebalikan dengan pencapaian komoditi kopi, komoditi kakao justru mengalami penurunan nilai ekspor. Ini disebabkan volume ekspor biji kakao turun sebesar 36 persen. Namun demikian, ekspor olahan kakao malah meningkat tajam sebesar 103 persen. "Sehingga bisa dikatakan dalam konteks itu, maka kebijakan pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri perkakaoan itu tercapai dengan baik," jelas dia terhadap angka tersebut.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekspor non-migas naik 33,2 persen selama semester awal ini. Pertumbuhan produk industri tumbuh cukup besar yang mencapai 27,5 persen. Sedangkan produk pertambangan dan pertanian hanya tumbuh sebesar 5,1 persen dan 0,7 persen.
No comments:
Post a Comment