Kalla Group akan membangun mega proyek monorel sepanjang 30 kilometer pertama di Indonesia dan diperkirakan akan menghabiskan anggaran hingga Rp 4 triliun.
Guna mendukung proyek ini, Kalla Group akan mendekati kalangan perbankan untuk turut membiayai proyek monorel yang melintasi kawasan Makassar, Sungguminasa, Gowa, Maros, dan Takalar (Mamminasata) tersebut.
“Soal pendanaan akan ditentukan setelah tim menyelesaikan pembahasan proyek. Perbankan menunggu hasil perumusan visibility study dari tim,” kata Direktur Pengembangan Kalla Group Solihin Kalla usai mengikuti rapat internal pembentuk tim kerja di Kalla Tower, Sabtu kemarin.
Wali Kota Ilham Arief Sirajuddin dan perwakilan dari Kabupaten Maros, Gowa, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan hadir dalam pembentukan tim kerja di lantai 14 Kalla Tower.
Tim yang dibentuk terdiri dari unsur pemerintah kota/kabupaten, pemerintah provinsi, dan kelompok Kalla Group. Dalam pertemuan internal itu telah dibentuk tim bidang hukum, keuangan, dan pemetaan lokasi.
Proyek yang akan dikerjakan PT Bukaka Steel dan PT Bumi Karsa, kata Solihin, membutuhkan pendanaan dari perbankan. Namun besaran pinjaman tergantung pada hasil perumus visibility study yang sudah mulai bekerja.
Solihin, anak dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, itu mengatakan perbankan sangat membutuhkan pelaporan dari tim untuk menentukan besar pinjaman yang akan diberikan.
Namun, kata dia, hingga saat ini belum ada bank pemerintah dan swasta yang didekati untuk ditawarkan proyek sepanjang 30 kilometer tersebut. Kalla Group masih mengandalkan total investasi dari keuangan internal perusahaan.
“Hasil rumusan tim yang akan kami sodorkan ke bank untuk mendapatkan pinjaman. Sejauh ini kami masih mengandalkan investasi dari keuangan Kalla Group,” ungkap Solihin.
Sebelumnya, Jusuf Kalla di hadapan Gubernur Syahrul Yasin Limpo mengatakan proyek ini tidak akan menggunakan desain dan tenaga asing. Seluruh pekerjaan akan dilakukan tenaga ahli Indonesia, mulai dari desain, konstruksi, rel, dan gerbong.
"Desain, konstruksi, dan pekerjaan akan dibangun 100 persen oleh para ahli Indonesia. Kami menolak keterlibatan asing karena hanya akan melemahkan tenaga kerja kami," kata Kalla.
Kalla mengatakan pembangunan dijadwalkan dimulai pada 2012 dan akan dilaksanakan oleh anak perusahaan Kalla Group, PT Indonesia Hijau Manajemen. Pekerjaan tiang pancang, terminal, dan jalur rel akan dilakukan PT Bumi Karsa. Sedangkan pekerjaan besi rel, bentangan kabel, tiang listrik, serta gerbong ditangani langsung oleh PT Bukaka Steel.
Wali Kota Ilham Arief Sirajuddin mengatakan pertemuan internal untuk mengikat dan menindaklanjuti penandatangan nota kesepahaman telah dilakukan di rumah jabatan Gubernur Syahrul Yasin Limpo. Tim akan membahas sistem konsorsium dengan pihak Kalla Group.
“Tindak lanjut dari penandatanganan sudah harus dalam bentuk tindakan nyata di lapangan. Tanggung jawab investor harus menyelesaikan visibility study yang menjadi acuan pemerintah,” kata Ilham.
Sistem konsorsium nantinya tergantung dari kebijakan masing-masing daerah yang dilewati proyek tersebut. Model kerja sama bisa dalam bentuk penyertaan dana, kebijakan pemerintah, dan penentuan lokasi monorel.
“Kami tidak harus menyertakan dana. Regulasi pemerintah sudah merupakan bentuk konsorsium. Kita mengupayakan tidak ada pembebasan lahan,” ungkap Ilham.
No comments:
Post a Comment