Harga minyak meningkat tinggi pada perdagangan Jumat waktu New York, akibat melemahnya nilai Dolar Amerika Serikat (AS) dan gejolak di Afrika Utara yang terus berlanjut.
Minyak mentah Brent untuk kontrak Juni naik 61 sen menjadi US$ 125,63 per barel. Adapun harga tertinggi minyak Brent terjadi pada 11 April hingga menyentuh US$ 127,02 per barel.
Sementara, untuk minyak mentah AS, untuk kontrak Juni naik 54 sen menjadi US$ 113,40 per barel. Kenaikan tertinggi terjadi pada hari sebelumnya yang mencapai US$ 113,97 per barel.
Dalam perdagangan terakhir di bulan April, baik minyak mentah Brent atau minyak mentah AS mengalami kenaikan signifikan. Bahkan tercatat selama delapan bulan terakhir.
Harga minyak mentah Brent dan minyak mentah AS melonjak tajam setelah data dari kawasan Eropa menunjukkan tingkat inflasi yang meningkat di atas target bank sentral per April.
Menurut analis, turunnya nilai mata uang Dolar AS akan menjadikan nilai minyak mentah sebagai komoditas kelas aset atau pelindung nilai inflasi bersama dengan komoditas lain, seperti emas.
Para trader minyak mentah terus mewaspadai kondisi perekonomian AS. Laporan yang diumumkan pada Kamis lalu menunjukkan pertumbuhan produk domestik bruto AS melambat pada kuartal pertama 2011, jauh dari yang diharapkan bank sentral Amerika. Hal ini menyebabkan bank sentral Amerika diprediksi akan melanjutkan kebijakan moneter yang longgar.
Selain itu, tingkat suku bunga yang lebih tinggi di Eropa dibanding di Amerika juga mendorong melemahnya nilai Dolar AS, di sisi lain menguatkan nilai Euro sebanyak 11 persen untuk tahun ini. Hal ini sekaligus membuat nilai Dolar AS melemah terhadap mata uang utama global, terendah dalam tiga tahun terakhir.
No comments:
Post a Comment