Tuesday, May 17, 2011

Membidik Saham Premium Bank Mandiri Yang Semakin Kinclong

Kenaikan BI rate di awal tahun ternyata tidak terlalu mempengaruhi kinerja perbankan Indonesia. Di sepanjang kuartal I tahun ini emiten-emiten di sektor ini terus menjadi penopang bagi pertumbuhan bursa saham Indonesia (Indeks BEI).

Geliat pertumbuhan tersebut terlihat nyata pada salah perbankan terbesar di Indonesia PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dimana perseroan terus berkembang baik dari sisi kinerja maupun dalam peningkatan aset.

Sepanjang kuartal I 2011 laba bersih perseroan melonjak 88,7% menjadi Rp3,78 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp2 triliun, hal tersebut didukung pendapatan atas penjualan saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) senilai Rp1,4 triliun.

Sementara itu pertumbuhan kredit selama tiga bulan pertama 2011 tumbuh sekitar 24,7% menjadi Rp251,78 triliun dari periode sebelumnya yang sekitar Rp210,93 triliun.

Adapun dana pihak ketiga bertambah Rp43,77 triliun menjadi Rp356,67 triliun atau meningkat 14% dari periode sebelumnya sekitar Rp312,89 triliun.

Dari kinerja tersebut telah meningkatkan aset perseroan menjadi Rp466,08 triliun atau naik 16,7% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp399,33 triliun.

Untuk rasio kecukupan modal tercatat sebesar 18,5% yang didukung penambahan modal setelah melakukan rights issue.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Joseph Pangaribuan mengatakan kinerja BMRI pada kuartal I tahun ini telah berada di jalur yang positif, dimana laba bersih yang dibukukan perseroan merupakan di atas ekpektasi dan harapan kami.

"Peningkatan laba bersih yang sangat signifikan tersebut tentunya didukung dengan perhitungan yang tepat perseroan untuk melakukan penjualan saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)," tukasnya dalam riset yang dikutip IMQ21.

Selain itu tambahnya, menilik pada bisnis operasi utama perseroan, perkembangan usaha tersebut telah sesuai dengan harapan dimana portofolio usaha kecil, mikro dan komersial dapat ditingkatkan menjadi 29,15%.

Disisi lain penurunan portofolio kredit korporasi menjadi 41,76% merupakan prestasi positif karena secara historis sebagian besar pinjaman bermasalah berasal dari kredit korporasi.

"Ke depannya kami percaya perseroan dapat mengelola beban usaha dengan biaya yang lebih rendah, sehingga tentunya dapat meningkatkan kinerja persertoan pada kuartal-kuaral selanjutnya," tukasnya.

Joseph juga menambahkan didukung kinerja yang kuat pihaknya merekomendasikan saham BMRI "Buy"dengan target harga (TP) Rp8.300 per saham.

"Target tersebut 3.7x mencerminkan nilai buku dibandingkan sektor rata-rata yang hanya 2.8x dan kami percaya BMRI layak untuk diperdagangkan premium," pungkasnya.

Pada penutupan perdagangan Senin (16/5), saham BMRI ditutup di level Rp7.150 per saham, dengan volume sebanyak 29,67 juta lembar saham senilai Rp208,59 miliar.

No comments:

Post a Comment