Industri kabel domestik diprediksi mampu memproduksi 80% dari total kapasitas produksi terpasang. Hal ini untuk memenuhi tingginya permintaan dalam negeri, walaupun proyek 10.000 megawatt (MW) tahap berjalan lambat.
Ketua Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) Noval Jamalullail mengatakan, Indonesia memiliki peluang untuk pertumbuhan listrik karena ada beberapa pencanangan proyek 10.000 megawatt tahap pertama, kedua,bahkan ketiga. Menurutnya, kapasitas produksi industri kabel domestik tahun lalu pertumbuhannya cukup tinggi dengan kapasitas produksi mencapai 500.000 metrik ton.
"Tahun lalu kan, rencana proyek 10.000 MW tahap pertama sangat kuat terdengar. Jadi, banyak kalangan swasta berniat untuk berinvestasi di tahun ini. Ini yang menjadi acuan kalau pertumbuhan industri kabel akan tetap bagus di tahun ini di kisaran 15-20 persen," ujar Noval saat ditemui di acara Peresmian Pameran 7th Indo Power International Expo 2012 di Jakarta, Rabu (4/4/2012).
Dia menuturkan, selain proyek 10.000 MW tahap pertama, kalangan swasta masih besar menggunakan kabel listrik dalam membangun proyeknya. Proyek 10.000 MW tahap pertama tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kabel listrik domestik.
Ia memahami saat ini masalah teknis yang dihadapi PLN terkait lambatnya proyek 10.000 MW lebih karena kinerja Kontraktor dari China yang sering telat mengirim produknya.
"Ini masih proses dan nantinya juga akan selesai yang berlanjut ke proyek 10.000 tahap kedua serta ketiga," tuturnya.
Menurutnya proyek pembangunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) diprediksi ikut mendukung permintaan kabel nasional di kisaran 20% setiap tahun.
Pembangunan infratruktur di beberapa wilayah seperti Indonesia kawasan Timur, MP3EI menjadi salah satu proyek besar disertai tingginya permintaan kabel. "Itu sudah pasti. Makanya permintaan kabel nasional diprediksi lebih baik dari tahun kemarin," jelasnya.
No comments:
Post a Comment