PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencetak laba bersih sebesar Rp25,2 triliun sepanjang 2015, naik tipis sebesar 4 persen dari capaian tahun sebelumnya sebesar Rp24,2 triliun . “Perolehan laba bersih tersebut ditopang peningkatan Interest Income atau Pendapatan Bunga yang mencapai Rp82,2 triliun atau tumbuh 13,5 persen dibanding akhir tahun 2014,” tutur Corporate Secretary BRI Hari Siaga Amijarso dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (3/2).
Sementara, pendapatan non-bunga BRI sepanjang tahun lalu mencapai Rp14,2 triliun atau melonjak 21,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rp7,4 triliun di antaranya merupakan pendapatan berbasis biaya (fee based income/FBI) yang tumbuh 21,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Pertumbuhan (FBI) tersebut didominasi oleh peningkatan transaksi trade finance sebesar 36,2 persen secara tahunan menjadi Rp734,9 miliar dan kemudian diikuti oleh transaksi e-banking yang tumbuh sebesar 34,4 persen menjadi Rp1,6 triliun secara year on year,” ujarnya.
Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank BRI tercatat tumbuh sebesar 7,1 persen menjadi Rp642,8 triliun sepanjang 2015. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari dukungan kegiatan-kegiatan pemasaran yang telah dilakukan, pengembangan jaringan unit kerja maupun electronic channel dan pengembangan fitur produk simpanan.
Hingga akhir tahun 2015, dana murah (Current Account Saving Account/ CASA) BRI tumbuh sebesar 18,4 persen atau menjadi Rp380,6 trilun, dengan kontribusi terhadap DPK yang juga meningkat, dari 53,5 persen di akhir tahun 2014 menjadi 59,2 persen. Peningkatan rasio CASA tersebut memberikan efek positif dengan turunnya biaya dana (Cost of Fund/COF) dari yang sebelumnya 4,4 persen di tahun 2014 menjadi 4,2 persen di tahun 2015..
Sementara, dari sisi portofolio kredit, total kredit (outstanding loans) yang sudah disalurkan oleh bak pelat merah ini mencapai Rp558,4 triliun, atau tumbuh sebesar 13,9 persen dibandingkan capaian tahun 2014, dimana kenaikan penyaluran kredit terjadi di semua segmen bisnis. Kredit di segmen mikro yang menjadi core business BRI tumbuh sebesar 16,8 persen secara tahunan menjadi Rp178,9 triliun, dengan jumlah nasabah yang meningkat menjadi 7,8 juta nasabah dari 7,3 juta nasabah secara year on year.
“Pertumbuhan kredit di segmen mikro tersebut salah satunya didorong dengan diluncurkannya kembali Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Pemerintah RI pada pertengahan Agustus tahun 2015. Di mana sejak diluncurkan pada tgl 18 Agustus 2015, Bank BRI telah menyalurkan KUR (realisasi kumulatif) sebesar Rp16,2 triliun kepada lebih dari 920 ribu pelaku usaha yang tersebar secara merata di seluruh pelosok tanah air,” ujarnya.
Untuk penyaluran kredit di segmen korporasi non Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tercatat tumbuh sebesar 31,5 persen secara tahunan menjadi Rp75,1 triliun. Kemudian, untuk penyaluran kredit di segmen consumer tumbuh sebesar 9,8 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp88,5 triliun. Sedangkan untuk segmen korporasi yang disalurkan kepada BUMN naik sebesar 9,6 persen secara tahunan menjadi Rp. 81,2 triliun. Terakhir, penyaluran kredit di segmen small commercial & medium naik sebesar 7,5 persen secara tahunan menjadi Rp134,7 triliun.
Sepanjang tahun lalu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/ NPL) terjaga di level yang rendah, NPL netto tercatat sebesar 0,5 persen dan NPL gross sebesar 2,0 persen dengan NPL coverage ratio sebesar 151,1 persen. Adapun rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat sebesar 86,9 persen, sementara rasio kecukupan modal (Capital Asset Ratio/ CAR) berada di level 20,6 persen pada akhir tahun 2015. Rasio pengembalian aset (Return on Asset/ ROA) tercatat di level 4,2 persen dan rasio pengembalian modal (Return on Equity/ ROE) berada di level 29,9 persen.
No comments:
Post a Comment