Saturday, February 6, 2016

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya 4,74 Persen Tertolong Pilkada

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2015 sebesar 5,04 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya 4,74 persen. Hal itu membuat ekonomi Indonesia sepanjang 2015 tumbuh 4,79 persen, lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 sebesar 5,7 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada Desember lalu meningkatkan pertumbuhan ekonomi lewat konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT). Tercatat, pertumbuhan kosumsi LNPRT sebesar 8,32 persen secara yoy dan 2,75 persen secara kuartalan (quarter to quarter/q-to-q).

"Pilkada serentak ini membuat LNPRT seperti partai politik dan organisasi masyarakat (ormas) menggelontorkan uang untuk kampanye dan menghidupkan sektor lain seperti percetakan, barang konsumsi, dan lainnya. Pilkada serentak ternyata mampu menggengjot pertumbuhan ekonomi," jelas Suryamin di Jakarta, Jumat (5/2). Ia menambahkan, pertumbuhan itu bisa signifikan karena Pilkada dihelat di 269 daerah tingkat I maupun tingkat II, bahkan ia pun tak heran jika pertumbuhan LNPRT bisa lebih besar dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015.

Kendati tercatat sebagai variabel pertumbuhan tertinggi, proporsi LNPRT terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal IV 2015 hanya 1,18 persen. Konsumsi masyarakat, ujarnya, merupakan kontribusi utama dengan nilai 56,64 persen dari PDB, dan jumlahnya tumbuh 4,92 persen secara yoy.

"Memang konsumsi masyarakat di akhir tahun itu melonjak, banyak libur panjang. Selain itu, bisa juga disebabkan karena penggelontoran anggaran untuk tunjangan dan bonus karyawan banyak dilakukan di akhir tahun," terangnya. Di samping itu, ia juga menitikberatkan pada pengeluaran pemerintah yang bertumbuh 41,3 persen secara q-to-q dan berkontribusi sebesar 13,53 persen terhadap PDB di kuartal IV 2015. Melonjaknya pertumbuhan ini secara kuartalan, terangnya, adalah indikasi bahwa pemerintah masih sering melakukan penyerapan anggaran di akhir tahun.

"Tapi kami yakin pengeluaran ini memiliki kualitas yang baik, khususnya demi belanja modal. Karena pertumbuhan Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) juga naik 6,9 persen dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 34,97 persen. Kami yakin ada peran belanja pemerintah di dalamnya," terang Suryamin.

Jika pengeluaran pemerintah seperti demikian terus dijalankan, Suryamin yakin porsi PMTB terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2016 akan meningkat. Terlebih, Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan percepatan penyerapan anggaran. "Kalau belanja pemerintah terus digenjot, PMTB meningkat, artinya pertumbuhan ekonomi kita bisa semakin berkualitas," tuturnya.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 adalah yang tertinggi dibanding kuartal-kuartal sebelumnya dengan nilai masing-masing 4,73 persen, 4,66 persen, dan 4,74 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2015 ini menurun dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,02 yoy terhadap kuartal IV 2013.

No comments:

Post a Comment