Indonesia bagian timur memiliki potensi ekonomi yang besar bila dikembangkan dengan sangat tepat. Salah satu sektor yang diandalkan adalah pariwisata. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menjelaskan, banyak daerah wisata yang sebenarnya belum digarap dengan serius, dari sisi alam, budaya hingga produksi barang. Baik yang berada di Papua, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Sulawesi, dan Bali.
Mirza mencontohkan Bali. Saat banyak daerah bermasalah dengan ekonominya, pasca anjloknya harga komoditas, akan tetapi Bali tetap bisa tumbuh di atas 6%. Ini ditopang oleh pariwisata setempat. "Bali pertumbuhan ekonominya 6,4%, sementara Kalimantan Timur pertumbuhan ekonominya negatif 0,5%. Itu membuktikan pariwisata luar biasa," ujar Mirza, di Danau Kelimutu, Ende, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/2/2016).
Pemerintah, kata Mirza, juga mulai serius menangani pariwisata. Beberapa infrastruktur utama sudah mulai dipersiapkan dengan baik. Seperti Bandar Udara (Bandara), yang sekarang pada beberapa titik sudah dibenahi, sehingga mampu meningkatkan penerbangan perintis."Sekarang lihat Labuan Bajo sudah jadi terkenal, orang yang pergi ke Labuan Bajo kemudian tertarik untuk terbang ke Ende. Tertarik untuk terbang lebih jauh lagi ke Kupang, ke sana, karena pesawatnya sudah berhenti di Labuan bajo, Ende, dan Kupang," jelasnya.
Di samping itu, sudah ada ratusan negara bebas visa untuk masuk ke Indonesia. Pemerintah hanya kemudian perlu membuat kemasan yang lebih menarik untuk para turis. Sehingga tidak hanya bertumpu pada destinasi seperti Bali atau wilayah yang sudah terkenal lainnya."Kita menyiapkan paket-paket pariwisata, kita menyiapkan pemandu-pemandu, banyak berkembang. Saya sih optimistis Indonesia pariwisatanya menyumbang devisa, memberikan tenaga kerja, tidak ada komponen impor, luar biasa," papar Mirza.
Sekarang, jumlah turis untuk berwisata sudah mencapai angka 9 juta orang. Diharapkan pada 2019 nanti, bisa melonjak sampai dengan 20 juta orang. Ini pun sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan negara-negara lain."Thailand sama Malaysia, turis datang ke sana 25 juta orang per tahun, turis datang ke Turki 45 juta orang, ke Spanyol 7 juta orang," imbuhnya.
Mirza bukan tidak melihat ada sektor lain yang mampu untuk tumbuh lebih tinggi. Namun, pariwisata memiliki potensi yang lebih besar. "Kan hidupnya pasti dari maritim, dari perikanan, pertaniannya dari jagung. Tapi kalau kita pikir-pikir, kembangkan perikanan, kembangkan pertanian jagung, dengan paket pariwisata, saya rasa lebih cepat pertumbuhannya pariwisata. Jadi memang harus all out pariwisata," terang Mirza.
No comments:
Post a Comment