Toyota Motor Corporation akan memiliki kontrol sepenuhnya terhadap Daihatsu pada Agustus 2016. Apakah ada efeknya terhadap operasi Daihatsu di Indonesia?
Ketua Umum Gaikindo, Sudirman MR yang juga Presdir PT Astra Daihatsu Motor mengatakan masih menunggu keputusan akuisisi saham tersebut hingga Agustus 2016. Selain itu, Sudirman menambahkan isu akuisisi saham adalah hal yang biasa terjadi di Jepang.
"Tidak ada pengaruhnya disini, itu tidak ada pengaruh untuk sementara. Penyelesaiannya akan berjalan sampai Agustus. Jadi untuk sementara tidak ada pengaruh perubahan apa-apa," jelas Sudirman MR di Jakarta. "Itu bisa saja terjadi di Jepang. Di sana isu itu hal biasa peraturan setempat. Itu kan implikasinya masing-masing. Toyota punya join venture di Indonesia, Daihatsu juga punya. Tapi itu kan independen masing-masing," lanjutnya.
Toyota selama ini memiliki 51,2 persen saham Daihatsu. Pada Agustus mendatang seluruh saham Daihatsu akan dimiliki oleh Toyota. Dengan mengontrol sepenuhnya Daihatsu, Toyota berharap bisa mendapatkan keahlian dalam hal mobil-mobil dengan biaya yang rendah, sementara bagi Daihatsu akan mempermudah mereka mendapatkan teknologi masa depan yang dikembangkan oleh Toyota.
"Ini adalah peluang bagi kami untuk berhenti memikirkan apa yang kami butuhkan untuk melaju sendirian, dan mempercayai satu sama lain untuk mengambil keuntungan besar dari kekuatan masing-masing kami," kata Presiden Toyota Akio Toyoda. Toyota akan mengakuisi saham Daihatsu dengan cara menukar sekitar 0,26 saham milik Toyota dengan setiap saham Daihatsu. Saham Daihatsu sendiri akan mengalami delisting (atau penghapusan saham di pasar) setelah 26 Juli.
Daihatsu seperti dikutip dari Reuters, memiliki pangsa pasar 16,2 persen di Indonesia. Di Indonesia Daihatsu memproduksi mobil-mobil seperti Ayla, Xenia, dan Terios.
No comments:
Post a Comment