Djonnie mengatakan surat yang telah beredar itu merupakan dokumen internal perusahaan. Ia mengaku kaget dan menyayangkan mengapa surat itu bisa bocor dan beredar ke luar perusahaan. "Sebenarnya itu dokumen internal. Saya ga mengerti kenapa bisa bocor. Itu dokumen internal yang seharusnya tidak tersebar keluar," ujar Djonnie saat dihubungi.
Dia menegaskan, PT Mabua Motor Indonesia akan segera melakukan klarifikasi terkait beredarnya surat tersebut. "Tanggal 10 (Rabu pekan depan) nanti akan kita klarifikasi. Saya sudah kirim undangan ke media massa," tegas Djonnie. Berikut isi surat yang mengatasnamakan Presdir PT Mabua Harley-Davidson Djonnie Rahmat yang beredar di kalangan wartawan :
Dengan berat hati bersama ini diberitahukan bahwa PT Mabua Harley-Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia tidak memperpanjang keagenan Harley-Davidson di Indonesia, terhitung mulai tanggal 31 Desember 2015. Selama beberapa tahun terakhir, iklim usaha pada sektor otomotif, khususnya di bidang motor besar, mengalami berbagai kendala, antara lain yaitu:
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang US Dollar, yang dimulai sejak pertengahan tahun 2013 dan berlanjut sampai dengan saat ini mencapai lebih kurang 40 persen. Kebijakan pemerintah Republik Indonesia mengenai tarif Bea masuk serta pajak yang terkait dengan importasi dan penjualan motor besar, antara lain:
- PMK No 175/PMK.011/2013 tentang kenaikan tarif PPh 22 import dari 2,5 persen menjadi 7,5 persen.
- PP no 22 tahun 2014 tentang kenaikan pajak penjualan barang mewah dari 75 persen menjadi 125 persen.
- PMK No 90/PMK.03/2015 tentang penetapan tarif PPh 22 Barang Mewah untuk motor besar dengan kapasitas mesin di atas 500 cc dari 0 persen menjadi 5 persen.
- PMK no 132/PMK.010/2015 tentang kenaikan tarif bea masuk motor besar dari semula 30 persen menjadi 40 persen.
Ucapan terima kasih serta penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada Bapak Soetikno Soedarjo dan para pemegang saham MRA Group serta seluruh pihak, yang telah memberikan dedikasi serta dukungannya, sehingga PT Mabua Harley-Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia mampu menjadi bagian dari perkembangan Harley-Davidson di Indonesia sejak tahun 1997 sampai dengan saat ini.
Isu lepasnya PT. Mabua Motor Indonesia sebagai Agen Pemegang Merek (APM) Harley-Davidson menyeruak. Apalagi setelah diberitakan Mabua Motor mengalami penurunan penjualan pada tahun ini. Kabar mengejutkan ini juga semakin santer terdengar akibat kenaikan pajak pada barang jual mewah yang terlalu tinggi. Akhirnya motor besar dengan harga fantastis tersebut terkena imbas kebijakan baru yang ditetapkan oleh pemerintah ini.
Bila dihitung, secara keseluruhan total pajak yang harus dibayarkan pada satu unit terbaru Harley mencapai hingga 300 persen dari harga beli kendaraan di negara asal. PT. Mabua Motor Indonesia bakal mencopot APM Harley-Davidson yang membuat telinga panas ini pun, langsung dibantah langsung oleh Direktur PT Mabua Motor Indonesia, Djonnie Rahmat. "Tidak ada kabar itu (Mabua tidak jadi APM Harley-Davidson lagi). Kita akan tetap sebagai APM Harley di Indonesia," jawab Djonnie Rahmat dengan tegas.
Untuk menyiasati lesunya penjualan di Indonesia, PT. Mabua Motor Indonesia mengefisiensikan diler yang semula berada di wilayah Blok M, Jakarta Selatan dipindahkan menjadi satu di Pondok Pinang, Jakarta selatan. Segala aktivitas diler Harley Davidson di kawasan Blok M dihentikan sejak 23 Oktober lalu.
No comments:
Post a Comment