Melihat hal tersebut, investor memandang jika negeri adidaya tersebut belum akan memasuki masa recoveryatau perbaikan ekonomi. Hal ini membuat dolar AS tertekan terhadap rupiah. Tak hanya itu, dolar AS juga melemah terhadap mata uang di negara-negara Asia lainnya. "Karena sebenarnya gini, faktornya sama lah global sama domestik. Kan tadinya ekspektasinya Amerika ekonominya cepat pulih, ternyata kan data-data menunjukkannya beda. Kayak kemarin pertumbuhan (Amerika) di kuartal IV tak sebagus yang diperkirakan, kemudian jumlah penciptaan lapangan kerja,manufacturing-nya tidak sebagus yang diperkirakan orang. Akibatnya mereka semua mikir, oh ini recoverymasih lama nih, terus juga bunga mungkin nggak akan naik cepat," jelas dia saat ditemui di Kampus UI Salemba, Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Di sisi lain, Destry mengatakan, perekonomian Indonesia mulai meunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal tersebut bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang telah dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu. Meskipun secara full year 2015, ekonomi Indonesia tumbuh melambat ke 4,79% dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 5,02%, namun di kuartal IV-2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia naik tinggi ke 5,04%. Hal ini menjadi sentimen positif bagi Indonesia, khususnya terhadap nilai tukar.
"Nah di satu sisi dia melihat Indonesia punya growth story, pertumbuhan kita tahun 2015 kan better than expected, terus juga kalau kita lihat beberapa data leading indicator kan menunjukkkan suatu tren mulai naik," terang dia. Di samping itu, banyak kebijakan pemerintah yang juga memberikan sentimen positif di pasar keuangan Indonesia. Ini menjadi dorongan tersendiri bagi perekonomian Indonesia, khususnya rupiah. "Termasuk juga policy kita sudah konsisten dengan perkembangan yang ada, jadi menunjukkan betapaprudent nya regulator Indonesia," pungkasnya.
Hingga siang ini, dolar AS bergerak di Rp 13.405. Dari pembukaan pagi tadi hingga siang ini, mata uang Paman Sam tersebut sudah merosot 1,3%. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini kembali melemah terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam sampai di kisaran Rp 13.500-an. Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Rabu (10/2/2016), dolar AS pagi tadi dibuka melemah di posisi Rp 13.581 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.611.
The Greenback terus melemah dan perlahan sempat menyentuh titik terendahnya hari ini di Rp 13.510. Pelemehan dolar AS ini sudah terjadi sejak awal 2016. Menjelang siang ini, dolar AS berada di posisi Rp 13.525. Sepanjang 2016 ini rupiah menguat 1,7% terhadap dolar AS. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) hari ini anjlok. Dibuka pagi di atas Rp 13.500, dolar turun ke Rp 13.400-an di siang ini. Dari data Reuters, Rabu (10/2/2016), nilai tukar dolar AS berada di Rp 13.450.
Pada posisi penutupan kemarin, dolar berada di Rp 13.611. Sepanjang 2016 ini, rupiah sudah menguat 1,7% terhadap dolar AS. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) hari ini lagi loyo. Mata uang Paman Sam itu melemah terhadap banyak mata uang dunia. Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Rabu (10/2/2016), hampir seluruh mata uang Asia bisa menguat terhadap The Greenback. Rupiah juga salah satu yang menguat.
Dolar AS pagi tadi dibuka melemah di posisi Rp 13.581 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.611. Hingga siang hari ini dolar AS terus melemah hingga ke kisaran Rp 13.450. Mata-mata uang Asia lainnya juga ikut menguat terhadap dolar AS, berikut daftarnya:
- Peso Filipina +0,35%
- Baht Thailand +0,17%
- Rupiah Indonesia +0,97%
- Dolar Taiwan +0,58%
- Won Korea Selatan +0,70%
- Dolar Singapura +0,18%
- Ringgit Malaysia +0,19%
- Dolar Hong Kong +0,06%
- Yen Jepang +0,61%
Beberapa mata uang yang melemah terhadap dolar AS adalah:
- Yuan China -0,07%
- Rupee India -0,07%
- Dolar Australia -0,27%
- Dolar Selandia Baru -0,35%
No comments:
Post a Comment