Friday, November 30, 2012

6 Mal Lagi Akan Berdiri Di Jakarta Meskipun Izin Sudah Tidak Keluar Lagi

Suburnya pertumbuhan mal di kawasan padat Jakarta memicu terciptanya titik-titik kemacetan lalu-lintas. Untuk itu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan kajian serius terkait pemberian izin pembangunan mal di Jakarta.

Saat ditemui di Balaikota Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan bahwa Pemprov DKI tak anti pada pertumbuhan mal. Ia menekankan, yang terpenting adalah keberadaan mal harus melalui kajian yang akurat supaya tidak menimbulkan masalah, khususnya dalam hal kepadatan lalu lintas.

"Bukan, Pak Jokowi kan sekarang lagi mempelajari, Pak Jokowi bukan anti mal. Yang penting jangan menimbulkan macet," kata Basuki, Jumat (30/11/2012) malam.

Ia menjelaskan, pembangunan mal di Jakarta lebih tepat dilakukan di pinggiran kota. Selain menghindari lahirnya kemacetan baru di tengah kota, pembangunan mal di pinggiran kota juga dapat menyedot banyak tenaga kerja di wilayah sekitar. "Misalnya di Jakarta Timur, kenapa tidak boleh? Kan bisa menyerap tenaga kerja, jadi mereka tak perlu ke tengah kota untuk bekerja atau untuk jalan-jalan ke mal," ujarnya.

Tahun lalu, Pemprov DKI mengeluarkan moratorium atau penghentian sementara izin pembangunan mal di Jakarta. Namun, hal itu tak menghambat pertumbuhan pusat perbelanjaan di Ibu Kota karena ada sejumlah izin pembangunan mal yang telah disetujui Pemprov DKI sebelum moratorium tersebut berlaku.

Associate Director Research Colliers International Indonesia (ADRCII) Ferry Salanto, April lalu, mengatakan, tahun ini ruang sewa ritel baru di Jakarta akan bertambah 282.827 meter persegi. Dalam catatan ADRCII, pasokan kumulatif mal di Jakarta bakal tumbuh 5,6 persen atau seluas 335.456 meter persegi.

Pertumbuhan mal diramalkan bahkan lebih tinggi dibanding tahun lalu, dengan pasokan bertambah 4,5 persen menjadi 5,95 juta meter persegi. Dengan kata lain, selama tahun 2012 hingga 2013, di Jakarta akan ada tambahan 21 pusat perbelanjaan baru. Total luas lantainya mencapai 827.376 meter persegi, dengan 45 persen di antaranya berada di Jakarta.Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih akan melakukan sejumlah kajian sebelum memutuskan menghentikan izin pembangunan mal baru.

Basuki mengatakan, sampai saat ini belum ada pihak mana pun yang mengajukan izin untuk membangun mal baru di wilayah Jakarta. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI) mulai mengkaji koefisiensi lantai bangunan (KLB) terkait pembangunan mal tersebut. Dari kajian itu, nantinya kompensasi dari pembangunan mal akan diketahui. Basuki menegaskan, izin pembangunan mal baru akan dihapus apabila lebih banyak melahirkan masalah ketimbang manfaatnya.

"Kami mau tahu dulu kompensasinya apa. Kalau hanya menciptakan titik kemacetan baru, ya enggak boleh," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (30/11/2012).

Meskipun demikian, izin pembangunan mal baru akan dikeluarkan apabila hasil kajian membuktikan banyak keuntungan yang didapat dari pembangunan itu. Misalnya, pemasukan daerah, atau signifikan menyerap tenaga kerja baru. "Akan tetapi, mungkin bisa saja, mal kan kasih pemasukan lumayan untuk kas daerah, tenaga kerja yang diserap juga cukup banyak," ujarnya.

Tahun lalu, Pemprov DKI mengeluarkan moratorium atau penghentian sementara izin pembangunan mal di Jakarta. Namun, hal itu tak menghambat pertumbuhan pusat perbelanjaan di Ibu Kota karena ada sejumlah izin pembangunan mal yang telah disetujui Pemprov DKI sebelum moratorium tersebut berlaku.

Associate Director Research Colliers International Indonesia (ADRCII) Ferry Salanto, April lalu, mengatakan, tahun ini ruang sewa ritel baru di Jakarta akan bertambah 282.827 meter persegi. Dalam catatan ADRCII, pasokan kumulatif mal di Jakarta bakal tumbuh 5,6 persen atau seluas 335.456 meter persegi. 

Pertumbuhan mal diramalkan bahkan lebih tinggi dibanding tahun lalu, dengan pasokan bertambah 4,5 persen menjadi 5,95 juta meter persegi. Dengan kata lain, selama tahun 2012 hingga 2013, di Jakarta akan ada tambahan 21 pusat perbelanjaan baru. Total luas lantainya mencapai 827.376 meter persegi, dengan 45 persen di antaranya berada di Jakarta.Konsultan properti Colliers International mengatakan, akan ada enam mal baru lagi yang akan berdiri kokoh di Jabodetabek sampai 2014 mendatang. Jakarta akan semakin penuh dengan mal.

Associate Director Research Colliers International, Ferry Salanto, mengungkapkan, penambahan pusat belanja baru itu merata di semua kotamadya di Jakarta. Kehadiran mal-mal tersebut memang menambah panjang daftar mal yang sudah lebih dulu berdiri di Jakarta. Jika dihitung dari tahun ini sampai 2014 nanti, maka akan ada 12 mal baru.

"Walaupun tahun ini ada enam mal baru yang dibangun, ternyata tidak menyurutkan pengembang properti membangun mal baru lagi," kata Ferry di Jakarta, Kamis (12/7/2012) kemarin.

Lantas, di mana saja mal-mal baru itu akan berdiri? Apa saja namanya?

Tahun ini mal-mal yang berdiri adalah Cipinang Indah Mall. Mal ini berdiri di atas lahan seluas 20.000 meter persegi (m2) di daerah Cipinang, Jakarta Timur. Sementara itu, The Baywalk @Green Bay Pluit Mall ini akan berdiri dengan luas lahan 52.000 m2 di daerah Pluit, Jakarta Barat; dan St Moritz Mall akan berdiri dengan luas lahan 57.200 m2 di daerah Puri Indah, Jakarta Barat.

Adapun mal yang akan berdiri pada 2014 adalah @The City Center Mall. Mal ini akan berdiri di atas luas lahan 35.000 m2 di daerah KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat. Kemudian, The Gateway Mall di atas lahan seluas 10.000 m2 di daerah Pondok Gede, Jakarta Timur; serta Pantai Indah Kapuk Mall seluas 30.000 m2 di daerah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara

No comments:

Post a Comment