Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan untuk tidak mengikuti strategi ekonomi asing dalam meningkatkan perekonomian dalam negeri. Bahkan, Indonesia dinilai memiliki strategi sendiri yang lebih cocok.
"Indonesia tidak perlu ekonomi yang berorientasi ekspor. Itu yang biasanya dipakai oleh asing, seperti Malaysia, Singapura, China, Jepang, dan sebagainya," kata Presiden saat memberikan ceramah di acara Komite Ekonomi Nasional "Penyatuan Visi Bersama Menuju Indonesia Maju 2030" di Hotel Ritz Carlton, Sudirman Jakarta, Selasa (13/11/2012).
Menurut Presiden, pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung didominasi oleh konsumsi domestik sehingga Indonesia dinilai tidak perlu mengikuti strategi ekonomi asing yang cenderung berorientasi ekspor.
Strategi ekonomi asing yang cenderung berorientasi ekspor justru malah memiliki pertumbuhan ekonomi yang stagnan, bahkan lebih minus dibandingkan dengan ekonomi yang berbasis pada domestik. Apalagi, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan daya belinya juga masih tinggi sehingga daya beli masyarakat tersebutlah yang menopang perekonomian di dalam negeri.
"Untuk bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, kita tetap akan memperkuat pasar domestik. Selain itu, kita juga akan tingkatkkan perekonomian berdimensi kewilayahan (MP3EI)," katanya.
Di sisi lain, Indonesia juga perlu meningkatkan di sisi human capital, teknologi, dan jumlah pengusaha. Di tingkat makro, pemerintah akan meningkatkan sektor fiskal dan sektor keuangan. Di tingkat global, Indonesia akan meningkatkan kerja sama yang konsisten, khususnya di ASEAN, G20, APEC, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment