Pabrik Teh Kayu Aro yang dikelola PTPN VI sudah bisa melakukan penghematan biaya operasional. Pabrik yang berlokasi di Kabupaten Kerinci, Jambi, itu sejak tiga bulan lalu memanfaatkan tenaga listrik mikro hidro dengan kekuatan 900 kilowatt untuk mengantikan tenaga disel.
Manajer Perkebunan Teh Kayu Aro PTPN VI, Sulistyo, menjelaskan bahwa sebelumnya untuk mengoperasikan pabrik membutuhkan daya listrik 1.100 kilowatt. Sumber energi mengandalkan tenaga diesel. “Untuk mengoptimalkan operasional pabrik dengan tenaga listrik mikro hidro, masih kurang 200 kilowatt,” kata Sulistyo, Sabtu, 24 November 2012.
Menurut Sulistyo, pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro dibiayai PTPN VI dengan dana Rp 18 miliar. Pembangunannya dimulai sejak tahun 2011 dan rampung pertengahan tahun 2012.
Penggunaan tenaga listrik mikro hidro, kata Sulistyo, memang dimaksudkan untuk menekan biaya operasional bersamaan dengan keharusan melakukan efisiensi. Sebab selama ini dibutuhkan 4.000 liter solar per hari untuk menghidupkan mesin disel. Dalam setahun prusahaan harus mengeluarkan anggaran hingga Rp 12 miliar.
Sulistyo menjelaskan bahwa ketika menggunakan tenaga disel biaya yang dikeluarkan untuk setiap KWH listrik adalah Rp 3.000. Tapi dengan menggunakan tenaga listrik mikro hidro bisa menghemat hingga Rp 550 per KWH.
Pengembangan teknologi pembangkit listrik mikro hidro, kata Sulistyo pula, merupakan salah satu terobosan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Sebab kawasan perkebunan teh seluas kurang lebih 2.600 hektare yang beroperasi sejak tahun 1925 itu berada tepat di kaki Gunung Kerinci yang kaya akan sumber air.
Produk dari kebun teh Kayu Aro sudah merambah kawasan Eropa, Arab dan Amerika. Untuk lebih meningkatkan produktifitasnya, PTPN VI mulai melakukan peremajaan perkebunan yang ditargetkan selesai tahun 2017 mendatang.
Melalui program peremajaan yang dilakukan PTPN VI maka produksi teh di Jambi ditargetkan mencapai 300 ton per hari pada tahun 2020 mendatang.
No comments:
Post a Comment