Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Dr I Gusti Ngurah Sudiana, mengusulkan pengusaha pariwisata di sekitar pura yang ada populasi kera turut menjadi bapak asuh dalam memberi makanan bagi hewan tersebut.
"Selama ini, kera-kera di beberapa pura di Bali menjadi galak terhadap pengunjung maupun sampai merusak tempat sembahyang karena diduga hewan itu kekurangan makanan," katanya, dalam acara Sarasehan Bali Mandara, di Denpasar, Minggu.
Beberapa pura sekaligus tempat wisata di Bali yang banyak dihuni kera adalah Pura Uluwatu, Sangeh, Lempuyang, dan Alas Kedaton, juga di Pulaki, Kabupaten Buleleng. Kera-kera yang semakin galak di sana, selain mengganggu ritual persembahyangan juga merusak kenyamanan wisatawan.
Menjadi bapak asuh bagi kera, lanjut dia, mekanismenya dapat melibatkan pemelihara di pura tersebut (pangemong) sebagai pimpinan pengelola, selanjutnya pengusaha hotel maupun restoran di sekitar tempat itu diatur jadwalnya memberikan makan secara rutin dengan bimbingan pihak pengelola pura.
"Dengan mau menjadi bapak angkat ataupun bapak asuh bagi kera-kera itu sekaligus menjadi kesempatan umat untuk ber-yadnya (berkorban) dan cerminan cinta kasih pada sesama makhluk hidup," katanya.
Sudiana mengharapkan pelaku pariwisata jangan hanya mengeruk keuntungan akibat adanya destinasi wisata budaya, tetapi mengesampingkan kondisi di sekitarnya.
"Jika wisatawan yang datang menjadi takut karena barang-barangnya diambil para kera, lambat laun yang rugi juga pelaku pariwisata itu sendiri dan masyarakat Bali pada umumnya," katanya.
No comments:
Post a Comment