arga emas berjangka pada perdagangan hari Jumat ditutup pada level tertingginya di atas US$ 1.750 per troy ounce, level tertingginya lebih dari sebulan terakhir. Melonjaknya harga emas ini dipicu oleh positifnya data ekonomi global serta melemahnya mata uang dolar Amerika serikat membuat investasi pada logam mulia dianggap lebih menarik.
Harga komoditas emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember naik US$ 23,2 (1,3 persen) ke US$ 1.751,4 per troy ounce di Bursa Komoditas New York. Harga ini merupakan level tertingginya sejak 17 Oktober lalu, menurut data FactSet. Sehingga dalam sepekan emas telah naik 2,1 persen.
Harga emas naik setelah liburan hari Thanksgiving dan dalam transaksi yang lebih singkat. Ditengah perdagangan singkat, para investor mencari petunjuk dari Eropa. Indeks kepercayaan iklim bisnis di Jerman naik menjadi 101,4 di bulan November memberikan optimisme membaiknya ekonomi global.
“Meningkatnya optimisme di kawasan Eropa, melemahnya dolar Amerika memberikan dukungan bagi emas dan aset lainnya yang dianggap berisiko,” ujar Adam Klopfenstein, ahli strategi pasar dari Archer Financial di Chicago.
Melemahnya dolar AS menguntungkan harga emas dan komoditas lainnya karena transaksinya dalam dolar Amerika membuat harga emas lebih murah bagi para investor yang memegang mata uang lainnya. Melonjaknya harga emas juga dipicu oleh kerusuhan pada tambang emas di Afrika Selatan.
Bentrokan antara anggota serikat buruh di luar tambang emas yang dimiliki Harmony Gold Mining Co menimbulkan korban jiwa. Kerusuhan ini menimbulkan kecemasan akan terganggunya produksi emas.
Harga logam lainnya juga ikut naik. Harga perak untuk pengiriman bulan Desember naik 77 sen (2,28 persen) menjadi US$ 34,12 per ounce, bahkan sepanjang tahun ini telah naik 5,4 persen.
Harga palladium untuk kontrak bulan yang sama naik US$ 16,3 (2,5 persen) menjadi US$ 667,6 per ounce, demikian pula dengan platinum juga naik US$ 33,2 menjadi (2,1 persen) ke US$ 1.617,1 per troy ounce.
No comments:
Post a Comment