Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membantah isu subsidi BBM Pertalite Cs sengaja dipotong demi program 3 juta rumah dari Presiden RI Prabowo Subianto.
"Enggak, enggak benar itu (subsidi energi dipangkas demi program 3 juta rumah). Enggak, enggak," bantah Bahlil usai Konferensi Pers di Four Seasons Hotel, Jakarta Selatan.
Kita lagi meng-exercise kok (subsidi energi tepat sasaran). Belum ada ide itu, belum ada (dialihkan untuk program 3 juta rumah)," imbuhnya.
Namun, Bahlil tak menampik bahwa pemerintah tengah mengkaji metode baru penyaluran subsidi energi. Ini termasuk subsidi BBM, listrik, dan LPG 3 kg.
Ia mengatakan total alokasi subsidi energi di 2024 mencapai Rp435 triliun. Namun, diduga sebanyak 20 persen-30 persen alokasi tersebut dirasakan orang kaya yang jumlahnya mencapai Rp100 triliun.
"Jadi, nanti ada formulasinya. Formulasinya mungkin ada beberapa, salah satu di antaranya adalah apakah kemudian subsidi biar tepat sasaran itu kita akan berikan BLT langsung kepada masyarakat, atau ada opsi lain," jelasnya soal opsi baru penyaluran subsidi energi.
"Atau di-blending (kombinasi pemberian subsidi energi). Ada bagian yang memang kita langsung (kasih) ke rakyat dan ada sebagian yang masih subsidi seperti sekarang. Jadi tungggu saja, dua minggu dikasih waktu oleh Bapak Presiden (Prabowo). Jadi, dua minggu ini akan kami selesaikan," ucap Bahlil.
Bahlil diminta memimpin satuan tugas untuk mengecek penyaluran subsidi energi di lapangan. Ia menegaskan satgas tersebut akan memulai rapat perdananya.
Isu pengalihan subsidi energi kepada program 3 juta rumah berembus dari para pengembang properti. Para pengusaha itu mendengar subsidi energi bakal diganti menjadi angsuran kepemilikan rumah yang diterima langsung masyarakat.
Presiden Prabowo Subianto memang punya program membangun 3 juta rumah per tahun. Rinciannya, 2 juta rumah di pedesaan dan 1 juta apartemen di kota.
No comments:
Post a Comment