Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang dilaksanakan mulai tanggal 30 Oktober-3 November 2024 hari ini. Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi pada gelaran tersebut mencapai Rp 1,85 triliun.
Nilai tersebut berasal dari komitmen kerja sama keuangan syariah sebesar Rp 1 triliun, komitmen dan realisasi pembiayaan Rp 641 miliar, serta komitmen dan realisasi perdagangan sebesar Rp 295 miliar. Adapun jumlah pengunjung mencapai 1,43 juta orang, baik offline maupun online. Sementara itu, omzet penjualan ritel mencapai Rp 115 miliar.
"Kemudian juga dari kegiatan business matching maka ISEF 2024, alhamdulillah telah sukses mencatat hampir Rp 2 triliun berupa yang satu adalah komitmen dan realisasi pembiayaan sebesar Rp 641 miliar kedua komitmen dan realisasi perdagangan sebesar Rp 295 miliar dan yang ketiga komitmen kerjasama ekosistem keuangan syariah sebesar Rp 1 triliun," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam acara Closing Ceremony, di JCC Senayan, Jakarta Pusat.
Destry mengaku takjub saat melihat antusiasme yang luar biasa dari pihak-pihak yang terlibat, baik dari peserta maupun narasumber. Gelaran kali ini diisi dengan total 71 acara, seperti sebanyak 17 seminar forum domestik dan internasional, ada 20 fashion parade, tabligh akbar, 4 acara untuk kajian, 10 di sesi talk show, hingga family run.
Dia menjelaskan alasan pihaknya menggelar banyak acara pada ISEF 2024 ini. Menurutnya, ISEF 2024 bukan hanya menjadi wadah bagi pelaku ekonomi dan keuangan syariah untuk memasarkan produknya, tapi juga beberapa kegiatan yang tujuannya adalah mendorong akses pelaku ekonomi dan UMKM syariah, khususnya terhadap pembiayaan dan pasar global melalui kegiatan business matching.
"Pencapaian ini tidak akan mungkin terlaksana tanpa kolaborasi dan sinergi dari semua pihak yang memanfaatkan waktu, tenaganya, dan juga tentunya dananya untuk membeli produk-produk ekonomi dan keuangan syariah," jelas dia.
Dia berharap penyelenggaraan ISEF dapat memperkuat sinergi antara pihak-pihak terkait dalam rangka menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
"Kita negara dengan penduduk, jumlah penduduk muslim mungkin terbesar di dunia. Tapi sayangnya kan kita masih dalam konteks syariah indeks kita masih nomor 3. Ini PR kita bersama bagaimana kita bisa nantinya menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah. Nah oleh karena itu sekali lagi sinergi, inovasi, digitalisasi, serta compliance terhadap syariah Itu menjadi strategi penguatan ekosistem syariah Indonesia yang harus kita mulai hari ini secara lebih mendalam sampai ke depannya," terangnya.
No comments:
Post a Comment