Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin jumlah ekspor dari industri mebel dan kerajinan dapat meningkat jika harga produk dalam negeri mampu bersaing dengan tawaran negara-negara lain. Maklum, sebelum bergelut di dunia politik, Jokowi merupakan pengusaha mebel sukses asal Solo, Jawa Tengah.
Keyakinan tersebut disampaikan usai Jokowi menghadiri pembukaan Pameran Mebel dan Kerajinan Indonesia di Jakarta International Expo, Kemayoran, Sabtu (11/3). Ia memandang kualitas produk mebel dan kerajinan dalam negeri sudah bagus, namun aspek pemasarannya harus diperbaiki jika ingin mendongrak nilai ekspor.
"Bagus dari sisi desain ini tinggal sekarang masuk ke marketingnya seperti apa, apakah harga-harga kita bisa berkompetisi. Bisa dibandingkan sekarang ini pesaing kita yang paling berat mana? Vietnam dan Malaysia. Saya kira dengan desain yang baik seperti ini kita bisa meningkatkan," kata Jokowi.
Pada pembukaan pameran, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto mengungkap ada beberapa kendala yang kerap ditemui pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya.
Menurutnya, kesulitan kerap ditemui saat pengusaha ingin bertemu Menteri atau pejabat kementerian yang mengurusi industri mebel dan kerajinan. Karena itu, ia meminta bantuan Jokowi untuk memperkuat dukungan terhadap pengembangan industri tersebut. "Kami berharap pemerintah bisa memperkuat dukungan mulai dari kebijakan yang kondusif, pengembangan desain, dan promosi ke luar negeri," kata Soenoto.
Jokowi pun mengungkap akan membicarakan masalah yang diceritakan Soenoto dengan menteri-menterinya pekan depan. Ia hendak membicarakan masalah tersebut dengan Menteri Perdagangan, BUMN, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pertanian, Perindustrian, dan Badan Ekonomi Kreatif.
Menurut bekas Gubernur DKI Jakarta itu, industri mebel dan kerajinan memegang peran penting karena mendasarkan usahanya pada tiga hal utama. "Industri ini basisnya adalah bahan baku 100 persen Indonesia, yang kedua menyerap tenaga kerja yang banyak, ketiga orientasinya ekspor menghasilkan devisa. Ini tiga hal penting di industri ini," katanya.
Dukungan pemerintah untuk mengembangkan industri mebel dan kerajinan terlihat dari adanya penguatan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang dimiliki Kementerian LHK. Sistem ini memperketat perdagangan dengan hanya menjual kayu legal yang telah diverifikasi untuk diekspor ke luar negeri.
Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor mebel pada Januari 2017 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu. Jumlah ekspor mebel saat itu tercatat berjumlah US$148 juta, naik dari angka US$144 juta di Januari 2016
No comments:
Post a Comment