Monday, March 6, 2017

Sampoerna Bukukan Laba Rp 12,7 Triliun Tahun 2016

Kinerja perusahaan tembakau, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) sepanjang 2016 tercatat positif. Produsen rokok A Mild ini mengantongi laba bersih sebesar Rp12,76 triliun pada tahun 2016. Mengintip laporan keuangan perusahaan yang dirilis hari ini, Senin (6/3), laba bersih perusahaan naik 23,16 persen dari tahun 2015 sebesar Rp10,36 triliun. Sementara, laba kotor perusahaan meningkat 9,6 persen dari Rp21,76 triliun menjadi Rp23,85 triliun.

Raihan laba bersih tersebut tentunya didorong oleh pertumbuhan pendapatan sepanjang tahun lalu sebesar 7,18 persen. Perusahaan rokok ini membukukan pendapatan sebesar Rp95,46 triliun, naik dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp89,06 triliun.

Namun, nyatanya perusahaan juga mencatat kenaikan beban pokok penjualan. Di mana kenaikannya sebesar 6,4 persen dari Rp67,3 triliun menjadi Rp71,61 triliun. Selain itu, beban pajak penghasilan juga membengkak 19,1 persen menjadi Rp4,24 triliun dari Rp3,56 triliun. Tak hanya itu, jumlah liabilitas atau kewajiban perusahaan pada tahun lalu juga naik hingga 39,06 persen menjadi Rp8,33 triliun dari posisi sebelumnya Rp5,99 triliun.

Meski begitu, dengan kenaikan beban dan liabilitas tersebut, perusahaan masih mampu menumbuhkan total asetnya menjadi Rp42,5 triliun, naik 11,81 persen dari sebelumnya Rp38,01 triliun. Sebelumnya, keputusan pemerintah menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dan cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun ini diyakini tidak akan membuat kinerja emiten rokok besar turun hingga akhir 2017 nanti.

Beban baru dari dua instrumen fiskal tersebut akan ditutupi dengan menaikkan harga jual rokok untuk menjaga margin pendapatan. Analis Panin Sekuritas Frederik Rasali menuturkan, laba bersih dari PT Handala Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tetap akan tumbuh meski industri rokok tengah dihadapkan pada dua tantangan itu.

Seperti diketahui, kedua emiten tersebut terbilang cukup kuat dari sisi permodalan dan menggengam kapitalisasi pasar terbesar untuk emiten rokok. "Aturan ini mungkin berpengaruh kepada PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) dan perusahaan rokok yang tidak tercatat yang akan terbebani dan saling berebut pangsa pasar,” ucap Frederik belum lama ini.

No comments:

Post a Comment