Thursday, April 24, 2014

Ambisi Dahlan Iskan Agar Bank Mandiri Akuisisi BTN Kandas

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku kecewa lantaran rencana akuisisi Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri ditolak Istana. "Tapi saya bisa menerima itu dan harus tunduk, namanya juga bawahan," katanya seusai rapat pimpinan internal Kementerian BUMN, Kamis, 24 April 2014.  Namun Dahlan menampik anggapan bahwa kajian Kementerian BUMN serampangan atau tidak mendalam. Kementerian BUMN sudah rapat internal berkali-kali dan membuat kajian yang melibatkan konsultan-konsultan terbaik di bidang keuangan.

Menurut Dahlan, rencana akuisisi Bank Mandiri terhadap BTN juga tidak meresahkan masyarakat, seperti yang dikatakan Sekretaris Kabinet Indonesia Bersatu II Dipo Alam. "Karena mungkin karyawan belum membaca penjelasan lengkapnya, bahwa rencana itu tidak menghilangkan entitas BTN," katanya.  Sebelumnya, akuisisi BTN oleh Bank Mandiri dipastikan batal setelah Istana menolak. Dipo Alam mengatakan wacana itu meresahkan. Menurut Dipo, proses akuisisi BTN oleh PT Bank Mandiri Tbk juga berpotensi menjadi beban bagi pemerintahan mendatang lantaran prosesnya panjang.

Pengambilalihan BTN itu pun dinilai tak sesuai dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada menteri dan pejabat negara agar tak mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan keresahan masyarakat. Instruksi itu disampaikan di dua sidang kabinet, yakni pada 5 dan 19 Januari 2014.

Kabar ditolaknya rencana penggabungan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk berimbas pada saham BTN di lantai bursa. Harga saham BTN melorot 6,13 persen ke level Rp 1.225 per lembar dari penutupan sebelumnya Rp 1.305 per saham.  Sampai pukul 10.12 WIB, nilai transaksi tercatat Rp 119,1 miliar dengan volume perdagangan 98,2 juta saham.

Sebelumnya, akuisisi BTN oleh Mandiri dipastikan batal setelah Istana menolak. Sekretaris Kabinet Indonesia Bersatu II Dipo Alam mengatakan wacana itu meresahkan. Menurut Dipo, proses akuisisi BTN juga berpotensi menjadi beban bagi pemerintahan mendatang lantaran prosesnya panjang.

Pengambilalihan BTN itu pun dinilai tak sesuai dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada menteri dan pejabat negara agar tak mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan keresahan masyarakat. Instruksi itu disampaikan di dua sidang kabinet, yakni pada 5 dan 19 Januari 2014.

Menanggapi penolakan itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan merasa kecewa. Dia mengatakan sangat sedih. "Tapi saya bisa menerima itu dan harus tunduk, namanya juga bawahan," ujar seusai rapat pimpinan internal Kementerian BUMN, Kamis, 24 April 2014. Namun dia menolak bila dikatakan kajian Kementerian BUMN serampangan atau tidak mendalam. Musababnya, Kementerian BUMN, kata dia, sudah rapat internal berkali-kali dan membuat kajian yang melibatkan konsultan-konsultan terbaik di bidang keuangan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan rencana pengabungan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk sudah melalui kajian yang melibatkan berbagai konsultan. "Saya harus menjelaskan bahwa tidak benar akuisisi ini belum melalui kajian yang mendalam. Seolah-olah saya menteringawur," ujarnya, Kamis, 24 April 2014.

Dahlan menjelaskan, penggabungan dua bank tersebut ditujukan untuk meningkatkan daya saing perbankan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Namun, jika presiden tidak menyetujuinya, dia mengaku pasrah. "Saya akan tunduk kalau memang benar-benar diperintah membatalkan akuisisi BTN oleh Bank Mandiri oleh atasan saya."

Sebaliknya, Dahlan justru mengaku heran, setelah pemilihan umum, menteri tidak boleh mengambil kebijakan strategis pada akhir kepemimpinannya. "Jangan sampai dengan selesainya pemilahan umum 9 April lalu seolah-olah pemerintah sudah demisioner, sehingga menteri tidak bisa lagi bekerja maksimal," tuturnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyatakan presiden menolak rencana akuisisi BTN oleh Mandiri. Menurut Dipo, proses akuisisi BTN berpotensi menjadi beban bagi pemerintahan mendatang lantaran prosesnya panjang.  Akuisisi BTN, kata Dipo, juga dinilai tidak sesuai dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta menteri dan pejabat negara tak mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan keresahan masyarakat. Instruksi itu disampaikan di dua sidang kabinet, yakni pada 5 dan 19 Januari 2014.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyayangkan penolakan Istana atas akuisisi Bank Tabungan Negara (BTN) oleh Bank Mandiri. "Sayang sekali sebenarnya. Momentum yang sangat baik tidak bisa kita manfaatkan," kata Dahlan kepada wartawan melalui pesan pendek pada Rabu, 23 April 2014.

Dahlan menilai penting akuisisi itu dengan alasan demi meningkatkan daya saing Indonesia. "Tapi, ya sudahlah. Saya kan cuma menteri, harus tunduk kepada putusan yang di atas," ujarnya. Menurut dia, Indonesia kehilangan momentum yang baik untuk melaksanakan langkah yang strategis itu. “Dan, kita sering kehilangan momentum seperti ini."

Ia menanggapi penolakan akuisisi dari Sekretaris Kabinet Dipo Alam. "Karena berkembang dan berpotensi meresahkan masyarakat pada umumnya dan karyawan BTN,” kata Dipo Alam pada Rabu, 23 April 2014. “Ditunda sampai ada kejelasan yang komprehensif rencana pengalihan kepemilikan saham.”

No comments:

Post a Comment