Saturday, April 26, 2014

Wakil Presiden Boediono Terjun Langsung Awasi Mega Proyek Infrastruktur Di Jawa Timur

Wakil Presiden Boediono menyatakan, akan memonitor langsung dua proyek infrastruktur di Jawa Timur, pembangunan terminal pelabuhan Teluk Lamong dan Terminal 2 Bandar Udara Juanda. "Untuk memastikan dan mengawal agar bisa selesai tepat waktu," kata dia, seusai meninjau Terminal 2 Bandar Udara Juanda, Surabaya, Sabtu, 26 April 2014.

Dalam peninjauanya ke Terminal 2 Juanda, Boediono memantau sejumlah fasilitas yang sebagiannya sudah berjalan, dan sebagian lagi dalam tahap penyelesaian. Menurut dia, harus dilakukan kajian agar fasilitas yang ada tidak segera tertinggal dengan meningkatnya jumlah penumpang dalam waktu cepat. "Sekarang pun perbandingan antara jumlah penumpang dan kapasitas airport akan tertinggal."

Sebelum meninjau Terminal 2 Juanda, Boediono juga memantau perkembangan pembangunan Terminal Teluk Lamong, yang merupakan perluasan dari Pelabuhan Tanjung Perak. Terminal Teluk Lamong nantinya akan bisa menekan biaya logistik yang saat ini masih mahal. "Ini yang membuat produk kita selama ini tidak kompetitif," ujarnya.

PengoperasianTerminal Teluk Lamong, menurut Boediono, bisa menguraikan simpul-simpul biaya logistik yang saat ini masih tinggi. Dia menjelaskan, biaya tinggitidak hanya menyebabkan biaya logistik tinggi, tapi juga membebani konsumen karena harus membayar harga barang yang lebih mahal."Jika sistem logistiknya efisien harga bisa lebih murah," kata Boediono.

Efisiensi logistik juga berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Gaji hanya mengalami kenaikan sekian persen setiap tahun, tapi jika harga yang dibeli konsumen turun, akan ada peningkatan kesejahteraan," tutue Wakil Presiden.

Dalam paparannya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III Djarwo Surjanto mengatakan, Terminal Teluk Lamong akan dioperasionalkan secara penuh pada September 2014. Adapun uji coba pelayanan akan dilakukan pada bulan Juni.

Pembangunan Terminal Teluk Lamong tahap pertama menela dana investasi sebesar Rp 3,4 triliun yang berasal dari kas internal Pelindo III dan pinjaman perbankan. "Ini adalah terminal pertama yang semi otomatik," kata Djarwo. Dengan sistem tersebut, nantinya pergerakan kontainer sepenuhnya digerakkan oleh mesin kontrol. "Ini juga untuk meminimalkan kecelakaan di yard, lapangan kontainer."

No comments:

Post a Comment