Wednesday, April 9, 2014

166 Proyek MP3EI Senilai 628,9 Triliun Rupiah Diluncurkan

Indonesia merencanakan untuk melaksanakan penanaman tiang pancang pertama (groundbreaking) pada tahun 2014 ini, atas 166 proyek dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Rencana groundbreaking proyek MP3EI di enam koridor pada tahun ini berjumlah 166 proyek," kata Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo dalam diskusi di Gedung Bappenas Jakarta, Selasa.

Lukita memaparkan bahwa total investasi dari 166 proyek MP3EI yang rencananya akan groundbreaking pada tahun ini, mencapai Rp628,9 triliun.Proyek-proyek tersebut terbagi atas 199 proyek infrastruktur dengan total investasi Rp232,82 triliun, dan 47 proyek dari sektor riil dengan total investasi Rp396 triliun.

"Untuk proyek infrastruktur pemimpinnya masih pemerintah, dimana pemerintah memegang 65 proyek, BUMN 25 proyek dan 29 proyek lainnya adalah swasta dan campuran," kata Lukita. Lebih lanjut Lukita memaparkan bahwa pada 2014 mayoritas groundreaking proyek MP3EI berlokasi di koridor Sumatera atau terdapat 43 proyek, dengan total proyek infrastruktur berjumlah 37.

Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Kandis- Dumai, serta pembangunan jalur kereta api Tanjung Enim-Lampung, merupakan dua dari 37 proyek infrastruktur di koridor Sumatera dengan total nilai investasi Rp93,79 triliun. Lebih lanjut Lukita memaparkan bahwa sepanjang 2010 hingga 2013 terdapat 365 proyek MP3EI yang sudah melaksanakan penanaman tiang pancang pertama.

"Koridor Jawa memang menjadi koridor dengan total investasi tertinggi, karena ada beberapa proyek yang sudah dijalankan terlebih dahulu seperti proyek MRT dan pengembangan bandara Soekarno Hatta," kata Lukita. Data Bappenas menunjukkan realisasi groundbreaking proyek MP3EI di koridor Jawa pada periode 2011-2013 mencapai 99 proyek dengan total investasi senilai Rp296,34 triliun. 

 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para menteri dan pejabat terkait memastikan pelaksanaan proyek rencana induk percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) berjalan tepat waktu sesuai rencana. "Saya meminta Menko Perekonomian dan para menteri terkait untuk sukseskan percepatan dan pembangunan ekonomi sesuai MP3EI, pastikan semua proyek ground breaking 2014 bisa dilaksanakan tepat waktu," kata Presiden saat meresmikan pabrik baja terpadu Krakatau Posco di Cilegon, Senin.

Kepala Negara juga mengatakan proyek-proyek MP3EI yang telah berjalan dua tahun harus bisa selesai tepat waktu sesuai rencana. Pabrik baja terpadu Krakatau Posco merupakan salah satu proyek dalam MP3EI.  Proyek-proyek lainnya meliputi pembangunan infrastruktur seperti pengembangan pelabuhan Tanjung Priok, pengembangan Bandara Soekarno Hatta, serta pembangunan dan pengembangan transportasi massal.

"Kita ingin ekonomi tumbuh kuat dan berkelanjutan melalui MP3EI hingga 2025 mendatang. Pembangunan Jawa difokuskan sektor jasa dan industri. Pembangunan pabrik baja ini bagian dari pembangunan kluster industri di Jawa," kata Presiden.Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, proyek infrastruktur yang tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah ketimpangan antar wilayah.

"Infrastruktur publik akan membantu mengurangi ketimpangan antar wilayah. MP3EI itu sudah tepat, tapi hasilnya tidak bisa sekarang," ujarnya di Jakarta, Jumat. Chatib menjelaskan, keberadaan infrastruktur sangat penting karena ketiadaan sarana pendukung yang memadai dapat meningkatkan ketimpangan antar wilayah, padahal Indonesia memiliki potensi berupa sumber daya alam, yang bermanfaat dalam mendukung perekonomian nasional.

"Kita bisa melihat contoh dari Afrika yang memiliki sumber daya alam luar biasa, tapi Afrika bukan negara maju, maka infrastruktur dasarnya harus dibangun pada human capital. MP3EI itu sudah benar," katanya. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menambahkan, solusi lain untuk mengatasi masalah ketimpangan adalah dengan memperbaiki pelayanan publik di daerah tertinggal melalui peningkatan standar pelayanan nasional.

"Daerah tertinggal itu sudah harus bisa menjalankan pelayanan nasional dalam kesehatan, pendidikan dan infrastruktur dasar. Menurut saya lebih baik pendekatannya seperti itu, karena lebih sehat secara ekonomi, jadi kita bisa mengurangi ketimpangan," ujarnya.  Sebelumnya, Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) menargetkan pelaksanaan proyek MP3EI yang masuk dalam groundbreaking hingga akhir 2014 mencapai Rp1.500 triliun.

Target investasi tersebut terdiri atas realisasi 365 proyek-proyek MP3EI yang groundbreaking hingga akhir 2013 sebesar Rp828,72 triliun serta target 166 proyek yang segera groundbreaking hingga akhir 2014 senilai Rp628,91 triliun

No comments:

Post a Comment