Dua bersaudara pengusaha nasional, Garibaldi 'Boy' Thohir dan Erick Thohir, pagi ini mendaftar ikut tax amnesty. Mereka menyerahkan Surat Pernyataan Harta (SPH) Kantor Perwakilan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Sudirman, Jakarta. Terkait keikutsertaannya dalam program tax amnesty ini, Boy menjelaskan bahwa sebagai pengusaha tentu ada banyak aset yang belum dilaporkannya. Dengan adanya program tax amnesty, terbuka kesempatan untuk mendeklarasikan aset-aset ini.
Tapi harta yang belum dilaporkan itu bukan karena disembunyikan. Boy menganalogikan dengan tas-tas dan sepatu yang biasa dimiliki dalam jumlah banyak, kadang si pemilik lupa berapa jumlah tas dan sepatunya sendiri. "Kadang ada aset tanah, pokoknya semua aset yang belum dilaporkan, kita laporkan. Sama seperti misalnya punya sepatu sama tas, kadang kan lupa berapa yang sudah dibeli," kata Boy saat ditemui di Gedung Sudirman, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Alasan lainnya, Boy ingin membantu pembangunan di Indonesia. Saat ini pemerintah membutuhkan banyak dana untuk menggenjot infrastruktur. Kalau negara bisa maju, pengusaha pun ikut maju. Boy dan Erick ingin perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa semakin besar dan ekspansif.
"Sekarang berapa banyak perusahaan Indonesia yang masuk di Fortune 500? Mungkin cuma 1. Saya harapkan dengan momentum ini kita bahu membahu, kita bangun negara kita jadi besar, sehingga perusahaan-perusahaan kita juga maju, bisa ekspansi di luar negeri. Saya dan Erick bermimpi bisa banyak (perusahaan Indonesia) yang masuk di Fortune 500," ucapnya.
Erick Thohir menambahkan, langkahnya bersama sang kakak ikut daftartax amnesty juga untuk mendorong masuknya investasi ke Indonesia. Kalau tax amnesty berhasil, diikuti oleh banyak pengusaha nasional, tentu dunia usaha akan semakin percaya pada pemerintah, investasi bisa menggeliat.
"Kita kan harus percaya dengan ekonomi nasional. Kalau kita nggak percaya dengan ekonomi kita, siapa yang mau percaya? Kita berharap jadisnow ball, kita kembali berinvestasi," pungkasnya. Pengusaha nasional, Boy dan Erick Thohir, yang juga kakak beradik bos Adaro, pagi ini mendaftarkan diri untuk ikut tax amnesty di KPP Wajib Pajak Besar, Gedung Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 56, Jakarta.
Erick dan Boy Thohir yang kompak mengenakan batik berwarna biru tiba di Kantor Pajak Sudirman pukul 09.45 WIB. Begitu tiba, Boy dan Erick langsung berjalan menuju lift untuk naik ke lantai 3A. Mereka mengurus tax amnesty di lantai tersebut. Hingga berita ini diturunkan, Boy dan Erick masih menyelesaikan prosestax amnesty untuk harta yang mereka laporkan.
Sebelumnya, pada 2 September 2016, pengusaha nasional James Riady juga datang ke kantor pajak di Gedung Sudirman, Jakarta Selatan. Kedatangan Bos Lippo ini dalam rangka keikutsertaannya sebagai pesertatax amnesty. Garibaldi 'Boy' Thohir dan adiknya, Erick Thohir, pagi ini mendaftarkan diri ikut tax amnesty di KPP Wajib Pajak Besar, Gedung Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 56. Mereka mendeklarasikan aset-asetnya yang belum dilaporkan.
Boy dan Erick datang dan mulai mengurus tax amnesty pada pukul 09.45 WIB. Hanya dalam waktu 30 menit semuanya sudah selesai, Boy dan Erick mendapatkan tanda bukti pelaporan harta. Proses administrasi dan pelayanan di Kantor Pajak dinilai Boy sudah sangat bagus. Ternyata, kata Boy, mengurus tax amnesty prosedurnya sederhana.
"So far (sejauh ini), tadi penerimaan oleh Pak Kanwil dan sebagainya cukup baik. Simpel. Waktu saya isi Form A, Form B mudah kok. Tinggal willingnes(kemauan) saja. Penerimaannya sangat baik sekali, sangat welcome, prosesnya mudah," ucap Boy saat ditemui di Gedung Sudirman, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Boy pun menghimbau para pengusaha-pengusaha nasional lain untuk segera mengikuti tax amnesty secepatnya. "Saya mengimbau teman-teman lain pengusaha nasional, tidak usah menunggu. Kalau bisa minggu ini, minggu depan (ikut tax amnesty). Tentu ini bisa memberi motivasi kepada (pengusaha) yang lain," ucapnya. Boy mengatakan, memang perlu waktu untuk mendata aset-aset yang perlu dilaporkan. Tapi itu bisa diurus secara bertahap.
"Kita menghitung perlu waktu, mesti dicek satu-satu. Tapi kalau kurang nanti ada kesempatan kedua. Ini penting sekali agar kita sebagai bangsa Indonesia bisa memberi kontribusi terbaik," ujar Boy. Boy sendiri mengaku segera mengikuti tax amnesty bersama adiknya karena ingin membantu pembangunan di dalam negeri.
"Program Bapak Presiden ini sangat baik. Tax amnesty ini kan akan sangat membantu pembangunan infrastruktur, dan percepatan pembangunan ke depan. Jadi saya dan Pak Erick memutuskan tidak menunggu," tutupnya. Dua bersaudara pengusaha nasional, Garibaldi (Boy) dan Erick Thohir, pagi ini mendaftarkan diri untuk ikut tax amnesty di KPP Wajib Pajak Besar, Gedung Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 56. Kakak beradik pemilik Adaro ini medeklarasikan aset pribadinya masing-masing.
"Hari ini kita lapor yang pribadi masing-masing," kata Boy Thohir kepada wartawan di Gedung Sudirman, Jakarta, Rabu (14/9/2016). Boy memberi contoh aset seperti tanah, banyak yang belum dilaporkan. "Kadang ada aset tanah. Pokoknya semua aset yang belum dilaporkan, kita laporkan. Misalnya punya sepatu sama tas, kadang kan lupa berapa yang sudah dibeli," ucapnya.
Tak hanya aset di dalam negeri, sekitar 30% aset yang dilaporkan Boy dan Erick ada di luar negeri. Tetapi tak semua aset di luar negeri itu dapat direpatriasi. Erick menyontohkan, misalnya pabrik, tentu tidak bisa dibawa pulang ke Indonesia. "Kalau kita investasi di luar negeri, market-nya di luar negeri, mau tidak mau di luar negeri, tidak mungkin ditarik ke Indonesia. Misalnya punya pabrik di Nigeria, pabrik rokok di Brasil, tapi itu contoh saja, bukan punya saya ya," paparnya.
Erick tak mau merinci aset di luar negeri apa saja yang dideklarasikan. Saat ditanya apakah 30% saham Inter Milan yang dimilikinya termasuk yang dilaporkan, Erick tak membantah. "Macam-macam lah (yang dilaporkan)," tutupnya
Dashboard amnesti pajak yang dikelola Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu) mencatat setoran uang tebusan tembus Rp10,1 triliun pada pukul 11.15 WIB, pasca Garibaldi Boy Thohir dan Erick Thohir menyambangi Kantor Pajak Pratama di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta untuk ikut serta program pengampunan pajak. Beberapa menit sebelumnya, posisi uang tebusan tercatat di level Rp9,8 triliun.
Meski tidak terkonfirmasi apakah peningkatan uang tebusan tersebut berasal dari dua pengusaha bersaudara pemilik tambang batu bara Adaro dan kelompok media massa Mahaka, namun catatan tersebut membuat pemerintah berhasil memenuhi 6,1 persen dari target uang tebusan Rp165 triliun.
Porsi uang tebusan terbesar masih datang dari wajib pajak (WP) non UMKM sebesar Rp8,46 triliun, disusul WP badan non UMKM Rp1,09 triliun, dengan total WP yang menyerahkan surat pernyataan harta sebanyak 54.474 orang. Sementara, dari sisi harta yang dilaporkan tercatat sebanyak Rp435 triliun. Di dominasi oleh harta deklarasi dalam negeri Rp313 triliun, deklarasi luar negeri Rp101 triliun, dan duit repatriasi Rp21,3 triliun.
Sayangnya, realisasi duit yang diinvestasikan ulang WP ke dalam instrumen di dalam negeri itu baru sebesar 2,13 persen dari target repatriasi Rp1.000 triliun
No comments:
Post a Comment