Tercatat sepanjang Maret hingga Agustus, Eximbank telah mengucurkan kredit sebesar Rp80,69 miliar. Menurut CEO Eximbank Ngalim Sawega, nilai tersebut telah mencapai setengah dari total target tahun ini yang mencapai Rp163,94 miliar. "Saat ini masih ada pipeline on progress sebesar Rp383,45 miliar dan masih akan terus bertambah," ujar Ngalim.
Di dalam beleid paket kebijakan XI disebutkan, fasilitas kredit ini diberikan sebagai stimulus kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan daya saing produk ekspor UMKM berbasis kerakyatan. Penyaluran diberikan kepada pelaku UMKM berorientasi ekspor yang berada di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai sektor usaha. Melalui fasilitas kredit ini diharapkan kualitas dan nilai tambah produk ekspor UMKM lebih meningkat.
Pemerintah memberikan mandat kepada Eximbank Indonesia menyediakan fasilitas pembiayaan ekspor untuk modal kerja (Kredit Modal Kerja Ekspor/KMKE) dan investasi (Kredit Investasi Ekspor/KIE) bagi UMKM dengan tingkat suku bunga 9 persen tanpa subsidi.
Khusus untuk tahun ini, Eximbank telah menyediakan dana sebesar Rp1 triliun untuk menjalankan program pembiyaan KURBE. "Dana ini bersumber dari anggaran Indonesia Eximbank, tanpa adanya subsidi dari pemerintah,” jelas Ngalim. Ia mengatakan secara prinsip seluruh sektor usaha bisa mendapatkan pembiayaan KURBE, sepanjang usaha tersebut berorientasi ekspor, baik ekspor langsung maupun pendukung ekspor.
Lebih lanjut, sasaran utama KURBE adalah supplier atau plasma yang menjadi penunjang industri dan industri atau usaha yang melibatkan banyak tenaga kerja sesuai skala usahanya. "Sementara ini yang sudah dibiayai dengan KURBE di sektor furnitur, perikanan, pertanian, otomotif, packaging berbahan kertas, dan pengolahan kulit reptil," jelasnya. Adapun skala usaha yang masuk kategori pembiayaan antara lain berjangka paling lama 3 tahun untuk KMKE dan/atau 5 tahun untuk KIE, batas maksimal KURBE Mikro adalah sebesar Rp5 Miliar.
Sedangkankan KURBE Kecil maksimal kredit yang bisa diberikan sebesar Rp 25 miliar (dengan ketentuan maksimal KMKE sebesar Rp 15 miliar) dan KURBE Menengah maksimal sebesar Rp 50 miliar (dengan ketentuan maksimal KMKE sebesar Rp 25 miliar). Upaya pemerintah mempermudah pengusaha kecil dalam mencari modal bisnis dalam Paket Kebijakan Ekonomi III terkait kredit usaha rakyat (KUR) seirama dengan realisasi kredit yang disalurkan bank pelat merah.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) merupakan dua bank pelat merah yang mengklaim telah menjalankan penyaluran KUR sesuai dengan imbauan pemerintah. “Sebelumnya, 60 persen penyaluran KUR diberikan kepada pengusaha kecil sektor perdagangan. Sekarang, kami masuk juga ke pertanian, perikanan, perkebunan, dan kelautan. Ini sesuai arahan pemerintah,” terang Anton Siregar, Kepala Divisi Usaha Kecil Bank BNI.
Tidak cuma itu, sambung dia, BNI juga menyalurkan KUR mikro tanpa agunan dibantu oleh 3 ribu agen Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif) dari jumlah 30 ribu agen Laku Pandai BNI. “Kami memberlakukan bunga KUR juga sesuai arahan, yakni 9 persen, sejak April 2016. Kecuali bunga untuk plafon KUR kurang dari Rp5 miliar dipatok sebesar 9,95 persen. Kami mendapatkan subsidi bunga dari pemerintah,” katanya.
Hingga 7 September 2016, BNI tercatat menyalurkan KUR sebesar Rp8,5 triliun. Adapun, target bank terbesar keempat nasional ini Rp11,5 triliun, yang terdiri dari Rp10 triliun KUR ritel, Rp1 triliun KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dan Rp500 miliar KUR mikro.
“KUR ritel akan habis akhir September ini. Kami minta dialihkan ke ritel dari porsi yang belum banyak terserap, yaitu KUR TKI dan mikro, mengingat kekuatan bisnis kami memang di ritel. Kami mengembangkan sistem aplikasi berbasis online juga untuk meningkatkan penyaluran KUR,” tutur Anton.
Sementara, penyaluran KUR di BRI masih belum banyak berubah dari sektor-sektor usaha yang dilayani sebelumnya. Antara lain pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan perdagangan. Kendati demikian, Mohammad Irfan, Direktur UMKM BRI mengatakan bunga KUR yang diberikan sesuai kebijakan pemerintah, yakni 9 persen atau turun dari sebelumnya 12 persen sejak Januari 2016. "Target penyaluran KUR di BNI sebesar Rp67,5 triliun. Per 31 Agustus 2016, kami telah menyalurkan Rp48,9 triliun disalurkan kepada lebih dari 2,6 juta pelaku usaha,” imbuh Irfan.
Sebagai informasi, penyaluran KUR emiten berkode BBRI ini masih didominasi oleh mikro. Diikuti KUR ritel dan TKI. Perseroan menargetkan, KUR mikro akan mencapai Rp61 triliun, KUR ritel Rp6 triiun, dan sisanya Rp500 miliar mengalir ke KUR TKI. Awal tahun ini, pemerintah kembali mewacanakan penurunan bunga KUR untuk tahun depan, yaitu dari saat ini 9 persen menjadi hanya 7 persen. Jumlah ini turun jauh jika dibandingkan bunga KUR tahun-tahun sebelumnya yang menyentuh 22 persen.
No comments:
Post a Comment