Bank Indonesia (BI) melalui Survei Penjualan Eceran (SPE) melaporkan bahwa secara tahunan penjualan eceran mengalami perlambatan pada Juli 2016. Hal ini terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2016 yang tumbuh 6,7 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan 16,4 persen (yoy) pada Juni 2016.
"Perlambatan terjadi baik pada penjualan kelompok makanan maupun non-makanan," tulis BI dalam keterangan resmi, Sabtu (10/9/2016). Bank sentral mencatat, perlambatan penjualan ritel terjadi di lima kota, terutama Jakarta yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -19,6 persen (yoy).
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan periode sebelumnya, yakni 31,7 persen (yoy). Pada Agustus 2016, penjualan eceran secara tahunan diperkirakan kembali meningkat dengan pertumbuhan IPR sebesar 14,6 persen (yoy).
eningkatan pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan terjadi pada kelompok makanan dan non-makanan.
Survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada Oktober 2016 diperkirakan melambat. Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan mendatang yang menurun 8,1 poin menjadi sebesar 120,7.
"Perlambatan tekanan kenaikan harga juga diperkirakan terjadi pada Januari 2017 seperti tercermin dari IEH 6 bulan mendatang yang sebesar 131,4, lebih rendah dibandingkan 133,3 pada bulan sebelumnya," ungkap bank sentral.
No comments:
Post a Comment