Monday, September 5, 2016

Pefindo Turunkan Peringkat Utang Taxi Express dan Baruprana Finance

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyeret turun peringkat surat utang dua emiten, yakni PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) dan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI). Dalam keterangan resminya, Pefindo menurunkan peringkat dan Medium Term Notes (MTN) I Tahun 2014 yang diterbitkan oleh emiten yang bergerak di bidang pembiayaan tersebut, yaitu dari idBBB+ (triple B plus) menjadi idBBB- (triple B minus).

Analis Pefindo Adrian Noer mengatakan, Pefindo juga menempatkan peringkat itu pada credit watch dengan implikasi negatif. Penurunan peringkat mencerminkan penurunan kualitas aset dan performa profitabilitas perseroan. "Sementara, credit watch dan implikasi negatif mengindikasikan meningkatnya risiko pembiayaan kembali atas MTN I Tahun 2014 sebesar Rp300 miliar yang akan jatuh tempo pada 27 Januari 2017," ujarnya, Minggu (4/9).

Peringkat tersebut bahkan dapat diturunkan kembali apabila IBFN gagal memitigasi risiko pembiayaan kembali.  IBFN merupakan perusahaan pembiayaan yang fokus pada bisnis sewa guna usaha alat berat, khususnya untuk merek-merek yang dijual oleh induk usahanya, PT Intraco Penta Tbk (INTA).

Pefindo juga menurunkan peringkat TAXI dan Obligasi I Tahun 2014 menjadi idA- (single A minus) dari posisi sebelumnya idBBB+ (triple B plus). Analis Pefindo Yogie Surya Perdana mengatakan, penurunan peringkat terutama karena perkiraan pendapatan perseroan di tahun 2016 tidak mencapai target. Hal ini dikarenakan tingkat persaingan di industri transportasi yang semakin kompetitif.

"Layanan transportasi berbasis aplikasi, seperti Uber, Grab, Go-Jek, di tengah tingkat utang perseroan yang tinggi, serta kurangnya keyakinan kami atas pemulihan yang cepat pada tingkat profitabilitas memengaruhi peringkat perseroan," imbuh Yogie.

Pendapatan TAXI tertekan, meskipun jumlah armada bertambah selama dua tahun terakhir. Margin laba kotor turun menjadi 22,7 persen selama semester I 2016 dari 36,1 persen pada periode yang sama tahun lalu dan rata-rata 45,5 persen di sepanjang 2012-2014.

Kondisi itu berdampak negatif terhadap rasio-rasio kredit utama perusahaan, di mana rasio utang terhadap EBITDA meningkat menjadi 4,7 kali, sementara rasio coverage utang dan bunga melemah menjadi 8,3 persen dan 1,8 kali di semester I 2016.

"Pefindo mempertahankan outlook TAXI di area negatif untuk mengantisipasi penurunan lebih lanjut pada proteksi arus kas dan juga struktur permodalan perseroan. Peringkat ini bisa diturunkan kembali apabila terjadi tekanan lebih lanjut pada likuiditas, karena ketidakmampuan TAXI dalam mengkonversi piutang pengemudi menjadi kas," pungkasnya

No comments:

Post a Comment