Friday, October 18, 2024

Meta Pecat Karyawan Yang Pakai Voucher Makan Untuk Beli Kebutuhan Lain

 Meta Platforms Inc., perusahaan induk Facebook dkk, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar dua lusin karyawannya di Los Angeles, AS karena menyalahgunakan tunjangan makan yang disediakan perusahaan.

Karyawan tersebut diketahui menggunakan kredit makan perusahaan untuk membeli barang-barang pribadi seperti detergen, gelas anggur, dan perlengkapan perawatan wajah, demikian diungkapkan oleh salah seorang sumber.

Meta, yang dikenal menyediakan berbagai fasilitas mewah bagi karyawannya, termasuk layanan makanan gratis di banyak kantor pusatnya, memberikan voucer bagi karyawan di kantor yang lebih kecil.

Karyawan di kantor yang tidak menyediakan layanan makanan, seperti di Los Angeles, menerima voucher makan sebesar US$20 atau setara dengan Rp309 ribu (perkiraan kurs Rp15.470 per dolar AS) untuk sarapan dan US$25 untuk makan siang dan makan malam.

Namun, voucer ini hanya dimaksudkan untuk digunakan saat mereka bekerja di kantor.

Menurut sumber tersebut, investigasi internal menemukan beberapa karyawan telah menggunakan kredit makan ini untuk membeli barang-barang non-makanan atau bahkan mengirim makanan ke rumah mereka, yang melanggar kebijakan perusahaan.

Pemecatan ini pertama kali dilaporkan oleh Financial Times dan dikonfirmasi oleh Meta. Perusahaan belum memberikan detail lebih lanjut terkait berapa banyak karyawan yang terlibat atau divisi spesifik di dalam kantor tersebut.

Perusahaan, dalam pernyataan terpisah, menyatakan mereka sedang melakukan serangkaian restrukturisasi di seluruh divisi sebagai bagian dari langkah strategis jangka panjang.

"Hari ini, beberapa tim di Meta melakukan perubahan untuk memastikan sumber daya selaras dengan tujuan strategis jangka panjang dan strategi lokasi mereka.Ini termasuk memindahkan beberapa tim ke lokasi yang berbeda, dan memindahkan beberapa karyawan ke peran yang berbeda. Dalam situasi seperti ini, kami berusaha untuk menemukan peluang lain bagi karyawan yang terdampak," ujar Juru Bicara Meta Tracy Clayton.

Perusahaan juga melakukan serangkaian pemutusan hubungan kerja (PHK) lainnya di beberapa divisi seperti Instagram, WhatsApp, Facebook, dan Reality Labs, yang menangani proyek-proyek virtual reality dan metaverse Meta.

PHK ini terjadi di tengah upaya perusahaan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.

Tahun lalu, perusahaan memecat lebih dari 20 ribu karyawan dalam beberapa gelombang pemutusan kerja untuk mengatasi penurunan pendapatan dan pertumbuhan pengguna yang stagnan, yang oleh CEO Mark Zuckerberg disebut sebagai "tahun efisiensi".

Pada awal 2024, perusahaan melaporkan bahwa rata-rata gaji tahunan karyawan mereka, selain Zuckerberg, mencapai US$379.050 atau senilai dengan Rp5,8 miliar.

Salah satu karyawan yang terkena dampak PHK kali ini adalah Jane Manchun Wong, seorang peneliti keamanan yang dikenal karena kemampuannya memprediksi fitur-fitur baru di media sosial, seperti fitur resume di Facebook dan alat untuk menyembunyikan balasan di Twitter (sekarang dikenal sebagai X).

Wong baru bergabung dengan Meta pada Juni 2023 sebagai anggota tim Instagram dan Threads, sebelum akhirnya dipecat dalam gelombang restrukturisasi ini.

Pemecatan ini semakin mempertegas perubahan besar-besaran di perusahaan setelah periode pertumbuhan lambat, dengan saham yang kini naik hampir 80 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

No comments:

Post a Comment