Pendapatan Telkomsel memang turun akibat penghentian layanan konten premium. Namun menurut Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala, hal itu tidak bisa serta-merta dijadikan alasan.
Sebab menurutnya, direksi Telkomsel saat ini seharusnya bisa mengantisipasi penurunan pendapatan dengan cara lain. Ia pun menilai, sudah saatnya posisi direksi Telkomsel dirombak oleh induk usaha Telkom Grup agar terjadi penyegaran.
"Reorganisasi dan penyegaran manajemen puncak Telkomsel harus secepatnya direalisasikan. Jika dibiarkan, yang kasihan itu bukan hanya Telkomsel, tetapi Indonesia. Hal ini karena kinerja Telkomsel itu siginifikan menopang omset Telkom Grup, dimana ujungnya setoran Dividen bagi negara,” tegas Kamilov, Minggu (12/2/2012)
Kementerian BUMN bersama manajemen Telkom Grup diminta secepatnya melakukan pembenahan yang sudah direncanakan sejak awal tahun lalu.
"Dulu kabarnya sudah terjaring kandidat direksi dan dirut dari kalangan internal Telkom, tetapi ditolak dengan alasan yang tidak jelas. Jika mau mereduksi penolakan, lakukan lagi penjaringan secepatnya agar ketidakpastian dan gesekan di internal bisa diminimalisir," katanya.
Menurut mantan Anggota BRTI ini, langkah mereorganisasi Telkomsel sebenarnya sudah lebih ringan mengingat pemegang saham lainnya, Singapore Telecom (SingTel) telah menyetujui penambahan direktorat atau direksi.
"Jika dilihat pemberitaan media massa setahun lalu, isu soal tarik-menarik pergantian dirut ini lumayan membetot perhatian. Saya rasa ini juga salah satu pemicu tidak tercapainya target Telkomsel pada 2011 karena ketidakpastian itu dipelihara," sesalnya.
Jika berdasarkan rencana, implementasi reorganisasi manajemen Telkomsel seharusnya sudah dimulai pada Januari 2012 kemarin mengingat struktur organisasi baru telah diperkenalkan oleh dewan direksi pada Rapat Pimpinan (Rapim), September 2011 lalu.
"Sekarang tergantung keberanian dari pimpinan Telkom Grup dan Kementerian BUMN untuk menyelesaikan masalah ini. Jika dibiarkan menggantung, maka sepanjang tahun ini akan ramai kembali isu-isu hangat seputar pergantian di Telkomsel. Ini namanya buang-buang energi," ujar Kamilov.
Saat ini, struktur manajemen Telkomsel terdiri atas Direktur Utama dengan dukungan Direktorat Keuangan, Perencanaan & Pengembangan, Operasi, dan Niaga.
Jika reorganisasi dilakukan, struktur menjadi Direktur Utama dengan dukungan Direktorat Marketing, Sales, Network, Teknologi Informasi, Keuangan, Sumber Daya Manusia, Perencanaan dan Transformasi.
Selain itu juga ada lembaga CEO Office yang mengurusi manajemen menara, new business seperti Digital Music and Content Management, Digital Money, dan lainnya.
Telkomsel hanya berhasil meraih 105 juta pelanggan pada 2011 atau tumbuh 10,5% dibandingkan posisi 2010 memiliki 95 juta pelanggan.
Sementara untuk omset diestimasi Telkomsel pada 2011 mengalami pertumbuhan 6% menjadi sekitar Rp 48 triliun dari posisi Rp 45,5 triliun pada 2010.
Perolehan tersebut bisa dikatakan tidak mencapai target karena saat pencapaian 100 juta pelanggan tahun lalu, Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengaku yakin bisa meraih 115 juta pelanggan dengan pertumbuhan omset di kisaran dobel digit.
Kinerja yang tidak mencapai target ini adalah yang kedua kalinya dialami Telkomsel secara berturut-turut. Pada 2010 Telkomsel tidak mencapai satupun target yang ditetapkan baik dari sisi pertumbuhan omset yang harusnya 10 persen atau pelanggan sebesar 21,9 persen.
Pada 2010, Telkomsel gagal meraih 100 juta pelanggan alias terpatok di angka 95 juta pelanggan. Sementara pertumbuhan omset hanya 5%. Padahal, secara biaya operasional terjadi pembengkakan sebesar 5,4 persen dibandingkan 2009.
"Ya namanya target kan harus dipasang setinggi langit. Kalau tidak tercapai, namanya juga target. Untuk tahun 2012 ini, kami cuma berani pasang target seperti tahun sebelumnya, 115 juta karena pasar yang sudah mengalami saturasi," tandas Sarwoto.
No comments:
Post a Comment