Contohnya lebih besar pasak dari tiang. Ini menjadi penipuan yang luar biasa. Utang itu tidak disebut utang dalam APBN, tetapi pemasukkan pembangunan dalam negeri. Jadi 30 tahun lamanya anggaran minus ditutupi utang. Anggaran harus berimbang, biar bisa disebut berimbang ya nipu," kata Kwik.
Hal ini disampaikan Kwik usai sebuah dialog ekonomi di Hotel Millenium, Jakarta, Selasa (21/2/2012). Dikatakan Kwik, jumlah utang pemerintah yang tembus Rp 1.800 triliun ini sudah sangat membahayakan dan sulit dicarikan solusinya. "Ini bukan bahaya lagi karena sumber daya mineral di perut bumi dihabiskan oleh mereka elit-elit pemerintah. Sudah kayak gini sulit (solusinya).
Saya nggak tahu harus bagaimana," tegas Kwik. Sebelumnya, Presiden SBY mengakui jumlah nominal utang pemerintah Indonesia naik menjadi Rp 1.816 triliun di 2011 lalu.
Namun rasionya turun bahkan sangat rendah dibandingkan negara-negara maju di Eropa dan Asia. Total utang pemerintah Indonesia hingga akhir 2011 mencapai Rp 1.803,49 triliun atau naik Rp 126,64 triliun dalam setahun dibandingkan 2010 yang mencapai Rp 1.676,85 triliun.
Total utang pemerintah Indonesia hingga akhir 2011 mencapai Rp 1.803,49 triliun atau naik Rp 126,64 triliun dalam setahun dibandingkan 2010 yang mencapai Rp 1.676,85 triliun.
Secara rasio terhadap PDB, utang pemerintah Indonesia juga naik dari 26% di 2010 menjadi 28% pada akhir 2011.
Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah hingga akhir 2011 mencapai US$ 198,89 miliar. Jumlah ini juga naik dibanding 2010 yang mencapai US$ 186,5 miliar.
Demikian data yang dirilis Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Senin (30/1/2012).
Utang pemerintah tersebut terdiri dari pinjaman US$ 67,91 miliar dan surat berharga US$ 130,97 miliar. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 6.422,9 triliun, maka rasio utang Indonesia per akhir 2011 tercatat sebesar 28%.
Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga akhir 2011 adalah:
- Bilateral: US$ 41,64 miliar
- Multilateral: US$ 23,36 miliar
- Komersial: US$ 2,77 miliar
- Supplier: US$ 60 juta.
- Pinjaman dalam negeri US$ 90 juta
Sementara total surat utang yang telah diterbitkan oleh pemerintah sampai akhir 2011 mencapai US$ 130,97 miliar. Naik dibandingkan posisi di akhir 2010 yang sebesar US$ 118,39 miliar.
Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:
- Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
- Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
- Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
- Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
- Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
- Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
- Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
- Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
- Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
- Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
- Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
- Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (28%)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus mengingatkan para menterinya untuk tegas mengurangi utang luar negeri. SBY meminta pelunasan utang lebih digencarkan lagi.
SBY meminta persentase utang pemerintah terhadap PDB di 2014 harus ditekan menjadi paling besar 22%. SBY juga meminta dengan tegas agar tiap tahun jumlah utang yang dibayar harus lebih besar dari jumlah utang yang ditarik oleh pemerintah.
Di 2012, pemerintah masih mengandalkan utang untuk membiayai kekurangan anggaran. Rencananya, pemerintah ingin menarik utang baru Rp 250 triliun.
Pemerintah optimistis bisa meraih utang Rp 250 triliun terutama lewat penerbitan surat utang karena peringkat Indonesia yang naik menjadi investment grade saat ini. Kenaikan rating itu bakal membuat biaya utang atau bunga utang pemerintah makin rendah dan murah.
No comments:
Post a Comment